Home Top Ad

Menyelamatkan Hutan Mangrove

Share:
Hutan bakau atau mangrove terdapat di pantai-pantai landai pasang-surut dan rawa-rawa berair payau, sepanjang pesisir timur, pulau Sumatra, pesisir selatan dan timur Kalimantan, pantai barat daya Irian Jaya. Hutan bakau yang terdapat di pesisir ketiga pulau ini sangat luas, terutama di daerah Riau dan Lampung luasnya hampir 2500 km2.
Di Pulau Jawa dan Sulawesi hanya sedikit terdapat hutan bakau. Di Pulau Jawa hanya terdapat pada muara-mu-ara Sungai Citarum, Cimanuk, Segara Anakan, dan di pesisir utara. Itu pun sudah demikian tipis akibat tangan jahil manusia yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa jenis batang tumbuhan hutan bakau dapat di-gunakan sebagai bahan bangunan. Ada juga yang kulit po-honnya diambil untuk bahan pewarna dan sebagainya se-hingga orang berlomba-lomba menebangnya. Tanpa sadar mereka telah merusak suatu lingkungan yang berkaitan dengan tata kehidupan di dalam alam ini.
Hutan bakau adalah pagar alam pencegah terjadinya erosi pantai. Lingkungan semak-semaknya merupakan tern-pat beberapa jenis burung berbiak. Pada musim bertelur bu-rung-burung blekok (ardeola ralloides speciosa), kuntul kerbau (bubulcus ibis coromandus), cangak abu (ardea cineria rectirostris), dan berbagai jenis burung kecil lainnya bersa-rang di semak-semak hutan bakau. Di sana mereka berteiur, mengeramkan telur sampai menetes, dan memelihara anak-anak mereka. Setelah anak-anak mereka dewasa baru ter-bang ke berbagai tempat untuk mencari makan. Kelak bila telah tiba waktu berteiur, mereka akan datang ke hutan bakau. Kalau hutan bakau telah dirusak, burung-burung itu akan kehilangan tempat.
Di air rawa-rawa hutan bakau terdapat berbagai jenis ketam, ikan-ikan kecil, berbagai jenis plankton, dan bakte-ria yang semua mempunyai kaitan satu dengan lainnya. Se-lain itu, di rimbunan semak hutan bakau yang gelap bersa-rang jenis-jenis nyamuk anopheles. Di semak-semak hutan bakau yang lembap nyamuk-nyamuk itu berbiak, berteiur, dan menetaskan tempayak-tempayaknya. Tempayak itu menjadi makanan ikan-ikan dan hewan lainnya sehingga perkembangannya terbatas tidak mengganggu tempat lain. Jika hutan bakau dirusak, nyamuk anopheles ini akan mencari tempat lain, masuk ke desa-desa, menyengat manusia, maka terjadilah wabah penyakit malaria.
Pada saat iaut pasang, ikan-ikan besar dari laut ada yang berteiur di sini, meninggalkan anak-anak mereka. Di rawa-rawa ini banyak makanan bagi ikan-ikan kecil, semen-tara menunggu saat mereka dewasa dan hidup di laut bebas. Di rawa-rawa hutan bakau yang dekat dengan muara sungai terdapat juga biawak, katak, tikus-tikus air, yang satu dengan lainnya saling mempunyai kaitan dan ketergantung-an bagi lingkaran kehidupan.

Tidak ada komentar