ABSTRAK
Adapun tujuan
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengatahui peningkatan minat
dan hasil belajar matematika tentang KPK dan FPB melalui model pembalajaran Think Pairs Share bagi siswa kelas IV SD
Negeri Tambakboyo 03 Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian
dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan
Oktober 2010. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang
berhubungan dengan permasalahan tentang KPK dan FPB untuk siswa-siswa kelas IV
masuk materi program semester I tahun pelajaran 2010/1011. Adapun yang menjadi
subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo
03 UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.
Prosedur
penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Analisis data kualitatif
model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan
membandingkan siklus I dengan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka
(kuantitatif) dari hasil pembelajaran siswa dianalisis menggunakan deskriftif
komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan
nilai tes siklus II kemudian direfleksi.
Hasil penelitian
melalui model pembelajaran Think Pairs
Share dapat meningkatkan proses belajar matematika tentang KPK dan FPB bagi
siswa kelas IV SD Negeri Tanbakboyo 03 Tahun 2010/2011 dari siklus I ke siklus
II yaitu dari kurang minat menjadi minatnya baik dan melalui model pembelajaran
Think Pairs Share dapat meningkatkan
hasil belajar matematika tentang KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri
Tambakboyo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari kondisi awal ke
kondisi akhir terdapat peningkatan yaitu 6 (50%) siswa yang mendapatkan nilai
tuntas menjadi 12 (100%) siswa meningkat 6 (50%). Nilai rata-rata dari
66,66 menjadi 79,58 meningkat sebesar 12,92.
Kata kunci: Minat dan Hasil Belajar
Matematika Model Think Pairs Share
PENDAHULUAN
Mata Pelajaran Matematika merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengembangkan cara berfikir, sehingga matematika sangat
dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam hitung menghitung. Oleh karenanya pembelajaran
Matematika pada Pendidikan Dasar
khususnya di Sekolah Dasar kelas IV perlu mendapatkan perhatian yang serius
dari berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah, orang tua dan masyarakat.
Namun, kenyataannya dalam pembelajaran matematika minat dan hasil belajar
matematika khususnya pada materi KPK dan FPB siswa kelas IV SD Negeri
Tambakboyo 03 Tahun Pelajaran 2010/ 2011 masih rendah, belum sesuai dengan standar keberhasilan yang
ditetapkan, belum semua siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Dari
12 siswa yang yang mendapat nilai diatas KKM hanya 6 siswa (50%) dan yang
mendapat nilai dibawah KKM ada 6 siswa (50%) dengan nilai rata-rata 66.66,
rendahnya minat siswa dalam hasil belajar matematika dalam proses pembelajaran
dikarenakan siswa merasa bingung, kurang menyenangkan.
Rendahnya kompetensi dasar mengenai KPK dan FPB
karena materi ini merupakan materi baru bagi siswa kelas IV dan pembelajaran masih berpusat pada guru.
Dalam pembelajaran di kelas guru mentransfer ilmu matematika dan anak hanya
duduk, dengar catat mengerjakan dan
memberi pekerjaan rumah, akhirnya anak mudah bosan.
Harapan setelah penelitian tindakan kelas dengan
melalui model pembelajaran Think Pairs Share dalam proses
pembelajaran matematika diharapkan siswa aktif dan kreatif dan adanya
perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dulu hanya berpusat
pada guru sekarang harus berpusat pada siswa agar siswa aktif dan kreatif.
Sehubungan dengan hal itu berbagai model pembelajaran perlu diterapkan.
Berdasarkan masalah di atas perlu adanya cara
pemecahan masalah yaitu diadakan penelitian tindakan kelas, penelitian diadakan
dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan 4 tahapan, yaitu perencanaan
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk itu peneliti berusaha memperbaiki
proses pembelajaran agar kompetensi dasar menentukan persekutuan
terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) siswa meningkat yaitu
menggunakan model pembelajaran Think
Pairs Share.
Penelitian mencoba menggunakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Upaya Peningkatan
Minat dan Hasil Belajar Matematika Tentang KPK dan FPB Melalui Model
Pembelajaran Think Pairs Share Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Tambakboyo 03
Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut.
1.
Apakah dengan melalui model pembelajaran Think Pairs Share minat belajar
matematika tentang KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2010/
2011 meningkat?
2.
Apakah dengan melalui model pembelajaran Think Pairs Share hasil belajar
matematika tentang KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2010/
2011 meningkat?
Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk
mengetahui peningkatan minat belajar matematika tentang KPK dan FPB melalui
model pembelajaran Think Pairs Share bagi
siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 03 semester I Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
2.
Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar matematika tentang KPK dan FPB melalui
model pembelajaran Think Pairs Share bagi
siswa kelas IV SD Negeri Tambakboyo 03 semester I Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar aktif
dalam suasana yang menyenangkan.
2.
Manfaat
bagi guru, memberikan bekal dan solusi agar menerapkan dan mengembangkan dalam
memilih serta menerapkan model pembelajaran aktif dalam rangka memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran.
3.
Manfaat
bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif
tidakan pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran dalam mengembangkan
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
KAJIAN
TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
KAJIAN TEORI
Hakikat Minat
Menurut Reber
dalam Baharudin dan Wahyuni (2007: 24) secara sederhana minat (interest) bararti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah
istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya
terhadap faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keinginan,
motivasi, dan kebutuhan.
Penjelasan selanjutnya mengenai minat menurut
Baharidin dan Wahyuni (2007: 24) minat sama halnya dengan kecerdasan dan
motivasi, karena memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki
minat untuk belajar, ia tidak akan bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
Oleh karena itu dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
lainnya perlu meningkatkan minat siswa agar tertarik
terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Hakikat Hasil Belajar Matematika
Hakikat Belajar
Balajar adalah masalah yang pokok dalam
aktivitas pendidikan. Agar di dalam proses belajar berjalan dengan baik, benar
dan efektif dan efisien maka perlu dijelaskan pengertian be;ajar itu sendiri. Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Thursan Hakim berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan lain-lain. (Hamdani, 2010:
21).
Sanjaya (2006: 110) menjelaskan bahwa belajar bukanlah sekedar mengumpulkan
pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi
karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Hasil Belajar
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan.pengertian penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian tujuan hasil
belajar perseta didik (Dediknas, 2007: 4) secara umum tujuan penilaian hasil
belajar yaitu: 1) Menilai pencapaian kompetensi perserta didik, 2) memperbaiki
proses pembelajaran, dan 3) sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan belajar siswa, sedangkan tujuan
khusus yaitu: 1) mengetahui kemajuan dan
hasil belajar siswa, 2) mendiagnosis kesulitan belajar, 3) memberikan umpan
balik/ perbaikan proses belajar mengajar, 4) penentuan kenaikan kelas dan, 5)
memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang
untuk melakukan usaha perbaikan.
Hakikat
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Sanjaya (2006: 2), proses pembelajaran
adalah merupakan suatu sistem. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama
yang lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil
yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai suatu sistem, proses pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yaitu tujuan, materi
pembelajaran, metode atau strategi, media dan evaluasi. Depdiknas (2007: 10)
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi dan kompetensi
dasar tingkat SD/MI mata pelajaran matematika meliputi 3 aspek yaitu bilangan, goemetri, pengukuran dan pengolahan data yang bertujuan
agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep atau alogaritma, secara luas, akurat efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2) menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti atau gagasan dan pernyataan matematika. 3)
memacahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4)
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
Tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5)
memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam mempelajari sifat matematika
SD dikenal 2 macam pengetahuan yaitu pengetahuan koseptual dan prosedural. Kedua macam pengetahuan itu perlu dikuasai oleh
siswa sekolah dasar, sedangkan pengetahuan konseptual mengacu pada pemahaman konsep/
sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada keterampilan melakukan suatu alogaritma atau prosedur
pengerjaan. Memahami kosep saja tidak cukup, karena
dalam praktik kehidupan siswa memerlukan keterampilan
matematika (Suminarsih, 2005: 3)
Pembelajaran KPK
dan FPB
KPK adalah kelipatan persekutuan dari dua bilangan
yang nilainya paling kecil. FPB adalah faktor
persekutuan dari dua bilangan yang nilainya paling besar.
Model
Pembelajaran Think Pairs Share (TPS)
Model pembelajaran tergolong tipe
kooperatif model pembelajaran TPS
memberi waktu kepada para siswa untuk berfikir
dan merespon serta saling membantu satu sama lain. Model TPS digunakan sebagai pengganti Tanya jawab seluruh kelas. Tahapan
utama dalam pembelajaran TPS
(Suprijono, 2010: 91):
Tahap I: Thinking,
pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait
dengan pelajaran untuk dipikir untuk peserta didik guru memberi kesempatan
kepada mereka memikirkan jawabanya.
Tahap 2: Pairing,
pada tahap ini guru meminta pada peserta didik berpasang-pasangan itu untuk
berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang
telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.
Tahap 3: hasil diskusi intersubjektif ditiap-tiap
pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal
dengan Sharing. Dalam kejadian ini
diharapkan ada tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan
secara integritas. Peserta didik dapat menemukan struktur
dari pengetahuan yang dipelajari.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Langkah I: mengajukan pertanyaan
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
Langkah 2: siswa berfikir secara individu
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan jawaban dari masalah yang disampaikan guru. Langkah ini dapat
dikembangkan dengan siswa memikirkan jawaban hasil pemikiran masing-masing.
Langkah 3: setiap siswa mendiskusikan hasil
pemikiran dengan masing-masing kelompoknya.
Guru mengorganisasikan siwa untuk membentuk kelompok
dan memberi kesempatan siswa untuk mendiskusikan hasil pemikiran yang menurut mereka
paling benar atau meyakinkan. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi
kelompok.
Langkah 4: siswa berbagi jawaban dengan seluruh
kelas.
Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan
masalah secara individual maupun kelompok didepan kelas.
Langkah 5: menganalisis dan mengevaluasi hasil
pemecahan masalah.
Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang
telah mereka diskusikan.
Kerangka Berfikir
Pembelajaran matematika tentang KPK dan FPB pada awalnya
menggunakan metode ceramah dan monoton. Ternyata hasil yang diperoleh jauh dari
yang diharapkan. Oleh karena itu, guru mencoba untuk menerapkan model
pembelajaran Think Pairs Share dengan
menerapkan siklus-siklus PTK. Pelaksanaan
pembelajaran pun dilakukan secara berkala dan mempergunakan dua siklus, yaitu
siklus I dan siklus II. Pada akhir pembelajaran diharapkan terjadi peningkatan
minat dan hasil belajar matematika tentang KPK dan FPB bagi kelas IV.
Adapun
skema kerangka berpikir dapat dilihat dibawah ini:
Tidak ada komentar