Home Top Ad

PTK SD: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I SD

Share:
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman melalui pembelajaran cooperative script pada siswa kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Oktober 2012. Subjek dalam penelitian adalah aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 25 siswa yaitu 12 laki-laki dan 13 perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data kualitatif hasil pengamatan aktivitas membaca pemahaman dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari kemampuan siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa Kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013. Aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aktivitas menemukan kalimat (nilai rata-rata meningkat 1,0; persentase naik 18,4%; dari kategori baik menjadi amat baik), aktivitas membaca teks (nilai rata-rata naik 0,6; prosentase naik 12,8%; dari kategori baik menjadi amat baik); aktivitas menjawab pertanyaan (nilai rata-rata naik 0,6; prosentase naik 12,0%; dari kategori baik menjadi amat baik), dan aktivitas menuliskan kalimat (nilai rata-rata  meningkat 0,9; persentase naik 17,6%; dari kategori baik menjadi amat baik). Kemampuan siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 1 siswa (4%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 23 siswa (92%). Terjadi peningkatan sebanyak 22 siswa (88%) dan nilai rata-rata kelas dari 68,1 menjadi 70,0, meningkat sebesar 31,8.

Kata Kunci : Aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman, Pembelajaran cooperative script

Latar Belakang Masalah
Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan menanamkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa yang komunikatif.
Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari lima aspek yaitu: 1) aspek mendengarkan, 2) aspek berbicara, 3) aspek membaca, 4) aspek menulis dan 5) aspek menyimak. Kelima aspek yang diajarkan tersebut saling berhubungan satu sama lain, jika seseorang mendengarkan pasti ada  yang berbicara, begitu pula orang yang membaca berarti ia menikmati dan menghayati tulisan orang lain. Kelima keterampilan berbahasa tersebut sebagai alat untuk berkomunikasi  yang harus dikuasai oleh setiap orang. Proses komunikasi itu sendiri terdiri dari komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak (Spodek dan Saracho, 1994: 65). Dalam pembelajaran membaca mempunyai beberapa tujuan. Khusus bagi peserta didik ada tujuan pada tingkat pemula, menengah, dan mahir. Oleh karena itu, untuk mencapai kemampuan tersebut maka keterampilan berbicara perlu dilatihkan dan dipelajari baik melalui lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Proses pencapaian keterampilan membaca siswa perlu mendapatkan bimbingan dari guru melalui berbagai latihan pengembangan kemampuan kognitif, apektif, dan psikomotor.
Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran melakukan penelitian pada siswa kelas IV di SD Negeri Krajan 02. Dalam membaca pemahaman ternyata peneliti menemukan masalah-masalah sebagai berikut: 1) Kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan sangat rendah, 2) kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok dalam bacaan sangat rendah, 3) Kemampuan siswa dalam membuat intisari bacaan sangat rendah, 4) Kemampuan siswa untuk menceritakan kembali isi bacaan sangat rendah.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/ model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Maka perlu dilakukan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam dalam memahami isi bacaan, menemukan ide pokok dalam bacaan, membuat intisari bacaan dan menceritakan kembali isi bacaan dengan menggunakan model pembelajaran Coopertive Script.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Peningkatan Aktivitas dan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Pembelajaran Cooperative Script bagi Siswa kelas IV semester I SD Negeri Krajan 02 Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian : Apakah melalui pembelajaran cooperative scribt dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa Kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman melalui pembelajaran cooperative script pada siswa kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.

Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini banyak manfaat yang diperoleh, diantaranya: Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan membaca, mendengarkan, menyimak pada siswa SD Negeri Krajan 02, untuk meningkatkan kreatifitas dan semangat berinovasi bagi guru, untuk menambah pengalaman bidang pembelajaran bagi semua guru. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang model-model pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran membaca, mendengarkan, dan menyimak. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman menggunakan model pembelajaran Cooperative Script.
KAJIAN TEORI
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
 (Rosalia, 2005:4).
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Menurut Zulfikri (2008:6) jenis-jenis aktivitas yang dimaksud dapat digolongkan menjadi: (1) Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan; (2) Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafalkan, dan berfikir; (3) Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran dan (4) Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya.
Menurut Jessica (2009:1-2) faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu:  faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.
Hakikat Membaca pemahaman
Membaca pemahaman guna untuk merujuk suatu jenis kegiatan membaca dalam hatiyang dilakukan untuk memperoleh pengertian sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca. Tarigan (1993:88) menyebut jenis kegiatan ini dengan istilah membaca teliti. Namun, kita tidak menggunakan istilah membaca teliti mengingat ada kesan bahwa membaca teliti  selalu dilakukan dengan lambat. Padahal, dalam membaca pemahaman kecepatan membaca yang kita gunakan mungkin bervariasi, tergantung pada bahan bacaan yang kita baca. Selain itu, konsep membaca pemahaman ini tidak sama persis dengan cangkupan konsep membaca dalam hati yang dikemukakan oleh Tarigan (1993:89).
a.    Prabaca (Previewing), untuk mendapatkan gambaran mengenai bahan bacaan yang akan dibaca.
b.    Pendugaan (Predicting), setelah selesai atau selama melakukan prabaca (Previewing), sebaiknya kita menduga-duga isi bacaan yang kita baca.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1983: 99) ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu:
a.    Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) mencangkup aspek: Pengenalan bentuk huruf, Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, pola, klausal, kalimat dan lain-lain), Pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi, Kecepatan membaca bertaraf lambat.
b.    Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi ( higher order ) mncangkup aspek : Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), Memahami signifikansi atau makna ( maksud dan tujuan pengarang relevans/ keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), Evaluasi atau penilaian ( isi, bentuk ), Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Kemampuan Membaca Pemahaman
Pemahaman bacaan menurut Harjasujana dan Damaianti (2003:134-136) meliputi pemahaman kalimat-kalimat. Pemahaman tentang kalimat-kalimat itu meliputi pula kemampuan menggunakan teori tentang hubungan-hubungan struktural antarkalimat. Pengetahuan tentang hubungan struktural itu berguna bagi proses pemahaman kalimat, sebab kalimat bukanlah untaian kata-kata saja melainkan untaian kata yang saling berkaitan mengikuti cara-cara yang spesifik.
          Hubungan-hubungan struktural yang penting untuk memahami makna kalimat itu tidak hanya diberikan dalam struktur luar, tetapi juga diberikan dalam struktur isi kalimat. Pemahaman kalimat tidak akan dapat dilakukan dengan baik tanpa dukungan pemahaman atas hubungan isi antarkalimat tersebut. Untuk itu, agar memiliki keterbacaan yang tinggi, kalimat yang disusun dalam suatu wacana harus selalu memperhatikan unsur struktur luar, struktur isi, dan hubungan antarkeduanya.
          Masalah yang berhubungan dengan pengaruh struktur kalimat terhadap proses membaca ada dalam bidang yang sangat khusus, yakni keterbacaan (Harjasujana dan Damaianti, 2003:4). Berbicara tentang keterbacaan, setiap penyusun wacana atau buku bacaan, baik fiksi maupun nonfiksi, harus mendasarkan diri pada orientasi teoretis, yakni masalah struktur kalimat dan kosakata. Seperti dikemukakan oleh Sakri (1993:135), keterbacaan (readability) bergantung pada kosakata dan bangun kalimat yang dipilih oleh pengarang untuk tulisannya. Tulisan yang banyak mengandung kata yang tidak umum lebih sulit dipahami daripada yang menggunakan kosakata sehari-hari. Tentang hal ini telah dijelaskan pada penjelasan tentang kosakata baca. Demikian pula, bangun kalimat yang panjang dan kompleks akan menyulitkan pembaca yang tingkat perkembangan usianya berbeda.
Uraian-uraian di atas mengimplikasikan bahwa penyusunan bacaan yang menurut pengarang sudah sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak, namun tanpa mengindahkan penguasaan kosakata dan kalimat yang digunakan dalam suatu wacana yang mereka kenal, maka bacaan tersebut akan gagal dalam hal keterbacaannya.
          Pengukuran terhadap penguasaan kosakata dan kalimat dalam bacaan oleh anak amat penting dilakukan sebagai dasar penyusunan bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh bahwa membaca berarti memahami isi (deep structure) bacaan. Sarana pemahaman tersebut adalah struktur luar (surface structure).
          Ada yang berpendapat bahwa panjang kalimat sebagai unsur utama yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam kegiatan membaca. Oleh karena itu, panjang kalimat dijadikan alat ukur tingkat keterbacaan sebuah wacana, dan biasanya dijadikan unsur utama dalam formula-formula keterbacaan. Kalimat-kalimat yang kompleks pada umumnya panjang-panjang.
          Menurut susunan kalimatnya, kalimat tunggal lebih mudah dipahami maknanya atau maksudnya daripada kalimat majemuk. Hal ini disebabkan kalimat majemuk lebih rumit daripada kalimat tunggal.
Dari pendapat para ahli di atas tentang pengertian, tujuan, proses, dan pembelajaran membaca, serta pemahaman  dapat disimpulkan pemahaman bacaan adalah pengertian yang diperoleh dari aktivitas membaca. Aktivitas ini melibatkan pembaca, teks, dan isi pesan yang disampaikan penulis. Seseorang dapat dikatakan memahami bacaan apabila ia telah mendapatkan informasi atau pesan yang disampaikan oleh penulis, baik tersurat maupun tersirat.
 Pembelajaran Cooperative Script
Metode Cooperative script terdiri dari dua kata yaitu “ Cooperative” dan ” Script”. Kata Cooperative berasal dari kata “ Cooperate “ yang berarti bekerjasama, bantu-membantu, gotong-royong, selain itu juga berasal dari kata “ Cooperation “ yang artinya kerjasama, koperasi persekutuan. (Andreas, 2007: 91)
Sedangkan kata “ Script ” berasal dari kata “ Script ” yang berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi yan dimaksud Cooperative Script disini adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara.
Menurut Dansereau dan kolegennya Cooperative Script adalah suatu cara bekerjasama dalam membuat naskah tulisan tangan dengan berpasangan dan bergantian secara lisan dalam mengintisarikan materi-materi yang  dipelajari.(Dansereau, 1985:12) Sedangkan menurut Slavin RE (1982:88) Cooperative Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembaca atau pendengar dalam mengintisarikan bagian-bagian yang dipelajari. Dengan kata lain metode cooperative script merupakan metode
belajar yang membutuhkan kerja sama antara dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Metode Cooperative Script dikenal juga dengan nama metode Skrip Koperatif. Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya mengandalkan satu siswa saja dalam kelompoknya. Karena setiap siswa dituntut untuk mengintisarikan materi dan mengungkapkan pendapatnya secara langsung dengan patnernya.
Pada pembelajaran cooperative script terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran cooperative script benar-benar memberdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembang-kan saat ini.
Penerapan Pembelajaran cooperative script pada Pembelajaran Membaca pemahaman
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Script (cooperative script) pada pembelajaran membaca pemahaman sebagai berikut: (1) guru membagi murid untuk berpasangan; (2)  guru membagikan wacana atau materi tiap murid untuk dibaca dan membuat ringkasan; (3)  guru dan murid menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar; (4) pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya; (5) sementara pendengar menyimak, mengoreksi atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya ; (6) bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas; (7) kesimpulan murid bersama-sama dengan Guru dan (8) penutup

Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan pembelajaran cooperative script dalam pembelajaran membaca pemahaman, maka aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan pembelajaran cooperative script. Siklus I menggunakan pembelajaran cooperative script tanpa bimbingan guru dan siklus II menggunakan pembelajaran cooperative script dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharap aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman meningkat.
Kondisi akhir diduga menggunakan pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa Kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Melalui media pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa Kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Oktober 2012. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Krajan 02, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Krajan 02, dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 13 perempuan.
Sumber Data
    Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian (primer) dan dari bukan subyek (skunder).
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik non tes. Sedangkan alat Pengumpulan data meliputi dokumen, tes dan pengamatan. Dokumen digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan kondisi awal siswa yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan analisis kemampuan siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa dalam 1) Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca pemahaman, 2) Membaca teks terdiri bebe-rapa paragraf, 3) Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks, 4) Menuliskan kalimat uta-ma tiap paragraf.
Validitas dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri Krajan 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: 1) aktivitas (observasi) divalidasi melalui trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) kemampuan yang berupa nilai test yang divalidasi adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif) dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Peningkatan aktivitas membaca pemahaman indikatornya adalah adanya peningkatan aktivitas belajar dari kurang baik menjadi baik. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kemampuan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca pemahaman sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.

1 komentar: