Home Top Ad

PTK SD: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI VOLUME BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA SISWA KELAS VI SD

Share:

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan  prestasi  belajar matematika tentang    bangun ruang melalui pembelajaran  STAD bagi siswa kelas VI SD Negeri  Nguter IV Semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dan dilaksanakan dengan 2 siklus setiap silklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan tes atau penugasan, sedangkan analisis data dilakukan dengan model interaktif. Sedangkan aktifitas dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran   STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang bangun ruang   pada siswa kelas VI SD Negeri  Nguter IV  Semester I tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan prestasi  belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II terdapat peningkatan, aspek tanggung jawab dari cukup baik menjadi baik, aspek tekun dari cukup baik menjadi amat baik, aspek memiliki sejumlah usaha dari cukup baik menjadi amat baik, aspek memperhatikan umpan balik dari cukup baik menjadi baik, aspek waktu penyelesaian tugas dari cukup baik menjadi baik, aspek menetapkan tujuan yang realistis dari cukup baik menjadi amat baik. Hasil ulangan harian siklus II mengalami peningkatan disbanding dengan kondisi awal, ketuntasan siswa pada siklus II mencapai 100%. Tindakan prasiklus, siswa yang memperoleh nilai 46-61 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, siswa yang memperoleh nilai 62-77 sebanyak 4 siswa atau 50 %. Siswa yang memperoleh nilai 78-93 sebanyak 3 siswa atau 37,5 % . Kemudian dari data tabel 4 juga dapat diketahui siswa yang telah memenuhi KKM hanya 7 siswa atau 87,5 % sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM ada 1 siswa atau 12,5 %. Kemudian dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa pada tindakan siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 7 siswa atau 87,5 %.
Siklus I hanya 62,5 % setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 87,5 %, pembelajaran meningkat sikitar 25%


Kata Kunci :  STAD, Meningkatan Prestasi Belajar Matematika


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) menurut (Depdiknas, 2007:64) adalah “agar dapat menggunakan Matematika  dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan secara logis, rational, kritis, cermat, jujur dan efektif’”. Sehingga apa yang telah diperoleh dari Hal tersebut merupakan tantangan bagi guru pada era globalisasisekarang ini, guru harus aktif, kreatif , inovatif dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan agar mendorong peserta didik  untuk belajar dan tertarik terhadap pembelajaran tersebut sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara optimal. Namun ternyata pembelajaran Matematika kompetensi volume bangun ruang kelas VI SDN Nguter 04 terbukti masih kurang karena sebagian besar   siswa belum dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 66.
Berdasarkan hasil prasiklus (Lampiran 1 halaman 14) ternyata nilai rata-rata hanya 62,50. Dari 8 siswa, hanya 3 siswa (37,50 %) yang tuntas belajar , sedangkan yang 5 siswa (62,50 %) belum tuntas. Dilihat dari prosesnya siswa cenderung malas, bosan, kurang aktif dalam pembelajaran yang konvensional, hal tersebut terbukti dalam observasi prasiklus,      ditinjau dari segi keaktifan, perhatian, kerjasama, semua masih dalam kategori cukup, dengan  nilai 3,42 sehingga membuat prestasi belajar matematika kompetensi volume bangun ruang sangat rendah. Berkaitan dengan keadaan tersebut, maka untuk mengatasinya perlu suatu model belajar yang memberikan suasana yang menarik, mengasikkan, sehingga prestasi belajar anak kompetensi volume bangun ruang diharapkan dapat optimal. Maka dipilihlah model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions). Model pembelajaran STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang akan mendorong siswa saling berdiskusi, saling membantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan. 

 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil observasi dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi antara lain :
a. Guru terlalu banyak berceramah dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Keaktifan siswa hanya didominasi oleh siswa yang pandai saja sehingga siswa yang lain  pasif dan tidak menunjukkan keberhasilannya.
c. Pemanfaatan alat peraga dan media pembelajaran yang kurang maksimal.
RUMUSAN MASALAH
Apakah dengan melalui model pembelajaran STAD dapat meningkatkan prestasi belajar    Matematika kompetensi Bangun Ruang kelas VI SDN Nguter 04 Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013?
TUJUAN PENELITIAN
Meningkatkan prestasi belajar Matematika kompetensi Bangun Ruang melalui penerapan model pembelajaran STAD pada siswa kelas VI SDN Nguter 04 Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan sarana menambah wawasan di bidang pendidikan.
Manfaat Praktis
Bagi Siswa
 Meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.  Meningkatnya prestasi belajar siswa tentang materi yang dipelajari.
 Bagi Guru
            Meningkatnya pengetahuan guru tentang pemanfaatan model pembelajaran STAD sebagai salah satu model pembelajaran inovatif. Meningkatkan motivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.
 Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan kualitas pendidikan.
KAJIAN  TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
Kajian Teori
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi bisa juga disebut hasil yang telah diraih, jadi prestasi belajar juga merupakan hasil belajar. Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami  aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka peubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan.
 Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai
apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah  ditetapkan.
Pendapat senada tentang hasil belajar seperti dikemukakan oleh Hamalik (2005), hasil belajar akan tampak perubahan aspek dan tingkah laku manusia, aspek-aspek tersebut yakni pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.
Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan melalui pembelajaran. Bentuk konkrit prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari hasil yang berupa nilai akademik.
Kajian Tentang Kompetensi Volume Bangun Ruang
Pengertian Kompetensi
Kompeténsi dalam KBBI (2008:743) artinya kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan sesuatu. Bila menurut Finch dan Crunkilton (1979: 222) dalam (http://arisandi.com/pengertian-kompetensi-dalam-ktsp/) mengartikan bahwa kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah suatu kecakapan baik dalam menyikapi atau memberi suatu tindakan dalam menentukan dan menangani penyelesaian tugas seseorang supaya berhasil.
 Pengertian Volume Bangun Ruang
Muchtar A. Karim dalam materi pokok pendidikan Matematika II; 1 - 9; (PGSD: 2401) “Volume bangun ruang adalah ukuran yang menyatakan kapasitas ruangan yang ditempati oleh bangun ruang tersebut”. Selama berabad - abad para ahli Matematika sudah menemukan banyak cara untuk mengelompokkan bangun ruang, yaitu sebuah bangun yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi.

Kajian Tentang Model Pembelajaran STAD
Pengertian Model Pembelajaran STAD
Model Pembelajaran STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang lebih menekankan pada kegiatan belajar siswa secara bersama dalam suatu kelompok sehingga terjadi interaksi siswa dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robert E. Slavin (2008:4) bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa akan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi ajar. Dalam (http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/karakteristikstad/) keterampilan yang terdapat dalam STAD antara lain melakukan kerja sama seperti berani bicara dan mengemukakan pendapat, bertanya,
menghargai pendapat teman, memberi semangat pada teman untuk berbicara, tidak mendominasi pembicaraan kelompok, dan mempunyai kemampuan berargumentasi.

KERANGKA BERPIKIR


HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis, yaitu : penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika kompetesi volume bangun ruang siswa kelas VI SDN Nguter 04 Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan penelitian awal melalui tindakan prasiklus menggunakan tes dan observasi pada pembelajaran Matematika kompetensi volume bangun ruang siswa kelas VI SDN Nguter 04 Semester I, dapat diperoleh bahwa nilainya masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai siswa pada tes prasiklus. Hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 49. Berdasarkan lampiran 3 maka dapat dibuat tabel data frekuensi nilai Kompetensi
volume bangun ruang yang dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

 Berdasarkan data pada tabel 2 maka dapat disimpulkan bahwa setelah melaksanakan tindakan prasiklus, siswa yang memperoleh nilai 29-45 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %, siswa yang memperoleh nilai 46-61 sebanyak 4 siswa atau 50 %, siswa yang memperoleh nilai 62-77 sebanyak 2 siswa atau 25 %. siswa yang memperoleh nilai 78-93 sebanyak 1 siswa atau 12,5 %. Kemudian dari data tabel 2 juga dapat diketahui siswa yang telah memenuhi KKM hanya 3 siswa atau 37,5 % sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM ada 5 siswa atau 62,5 %.

Tidak ada komentar