Home Top Ad

Dirjen Dikdasmen: Tunjangan guru tak sebanding dengan prestasi siswa

Share:

Aggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) tahun 2015 mencapai RP 78 triliun dan diantaranya 70 triliun untuk guru yang berstatus PNS dan sisanya sebesar 8 triliun untuk guru-guru swasta. Untuk tahun 2016 jumlah anggaran untuk TPG meningkat menjadi 84 triliun.

“Bayangkan, tunjangan sebesar ini telah digelontorkan pemerintah tapi apa ada korelasinya dengan prestasi siswa? Enggak ada, apa yang sebenarnya terjadi?” ujar Hamid lebih lanjut.


Meskipun jumlah anggaran TPG selalu naik setiap tahun, menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI, Hamid Muhammad menyayangkan bahwa kebijakan pemerintah yang memihaki guru tidak sebanding dengan hasil prestasi belajar siswa.

"Guru selalu bertanya tentang tunjangan setiap ada forum diskusi, akan tetapi jarang sekali yang bertanya tentang subtansi tunjangan itu sendiri. Padahal, jumlah TPG meningkat setiap tahunnya." Jelas Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad pada diskusi panel "Forum Kebijakan Guru" yang diselenggarakan oleh ACDP (Analytical and Capacity Development Partnership) di kantor Kemendikbud.

“Bayangkan, tunjangan sebesar ini telah digelontorkan pemerintah tapi apa ada korelasinya dengan prestasi siswa? Enggak ada, apa yang sebenarnya terjadi?” ujar Hamid lebih lanjut.

Menurut Hamid tujuan utama dari tunjangan profesi tersebut untuk meningkatkan kompetensi guru, bukan semata-mata meningkatkan kesejahteraan guru. Pada akhirnya guru sering meributkan tunjangan daripada kualitas pembelajaran di kelas.

Statistik Kemendikbud dari tahun 2000-2012 menunjukkan bahwa kualitas guru tidak mengalami peningkatan. Koh

17 komentar:

  1. betul itu pak Hamid, bahkan saat ini kebanyakan guru hanya mengandalkan buku paket untuk mengajarkan muridnya, sementara sang guru hanya asyik memainkan hp/gadget nya

    BalasHapus
  2. Mohon maaf, tidak semua guru seperti itu, mungkin guru yg usia lanjut atau produk lama yg tdk mau berinovasi saja, ngajar seadanya pakai buku paket bahkan hanya LKS. tapi lihat yg sudah menggunakan IT, mereka selalu mencari metode yg tepat untuk siswanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, sebenarnya masih ada guru yang kreatif inovatif tp jumlahnya terlalu sedikit dibanding guru yang semaunya

      Hapus
  3. aneh ....guru mau sejahtera hidupnya saja sudah banyak menuai kritik bermacam macam, mau, guru hidupnya seperti dulu lagi, kembang kempis, harus lari lari ke sekolah lain demi menghidupi keluaraga. coba lihat peg BUMN, DPR, Penguasa, kerjanya lentuk2 bgt saja, tunjangannya......wuah fantastis. adakah korelasinya tingginya gaji dan tunjangan mereka dengan kemajuan negara ini? oalah Pak Pak komen kok gak logis....ngawur itu.

    BalasHapus
  4. Sy setj dgn @berbagi ilmu itu indah,bg seorng guru swasta,gty,gtt,tunjangan itu mmng ibarat angin segar, tp aturan yg hrs dilaksanakan bgtu luarbiasa ruwetnya,kyknya pemerintah berat banget ksh tunjangan utk guru swasta,utk korelasi ke siswa,kita liat dr msng2 kemampuan sklh dlm sarana prasarana, kualitas siswanya,mngkin bpk dirjen perlu supervisi ke sklhn swasta yg di daerah suapaya memahami dr karakteristik dunia pendidikan kita,siswa sklh swasta di desa berbeda dgn siswa swasta di kota, kl di sklhn negeri jelas sdh siswanya pilihan,tp yg di swasta siswanya adlah sisa dari sklh negeri,itu realita dunia pendidikan di pedesaan bpk.

    BalasHapus
  5. Saya mau tanya sama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI, Hamid Muhammad
    1. Apakah tunjangan buat Polisi/TNI, pegawai pajak, pegawai Bank Nasional, DPR/DPRD, dll. sudah sesuai dan dapat meningkatkan kinerjanya?
    2. Apakah tanggung jawab pendidikan hanya ada pada GURU?
    3. Apa yang telah dilakukan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI untuk meningkatkan mutu Guru?
    4. Apakah salah jika kehidupan guru lebih baik dari masa lalu?
    TOLONG DICAMKAN BAIK-BAIK BAPAK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI, "Hamid Muhammad" YANG TERHORMAT JIKA TIDAK ADA GURU ANDA TIDAK AKAN SEPERTI SEKARANG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  6. Sebenarnya gagasan dan ide yang bagus. Saya sebagai guru siap memberikan sumbangsih pemikiran.

    BalasHapus
  7. Jangan selalu menyalahkan guru dan siswa akan tetapi kebijakan pemerintahlah yang harus dipertanyakan contohnya perubahan-perubahan kurikulum pendidikan yang justru mengacaukan sistem pendidikan!

    BalasHapus
  8. Lucu nya pejabat negeri ini,,ngomongnya aja gak jelas,,bapak dirjen dasar dan menengah "hamid muhammad" yang terhormat,,saya punya ide yang lebih bagus lagi "coba bapak pikirkan bagaimana supaya gaji guru dinegeri ini gak usah dibayar aja" itu saya rasa sudah sangat bagus ketimbang capek mikir2 masalah tunjangan guru....

    BalasHapus
  9. Seharusnya pihak kementerian pendidikan secara terus menerus melakukan pelatihan-pelatihan guru untuk peningkatan kualitas guru dan seharusnya pemateri-pematerinya harus yang profesional bukan pemateri yang tdk tahu apa-apa tentang materi yang dia bawakan!

    BalasHapus
  10. Bagaimana kami para guru profesional dalam mengajar kalau kurikulum pendidikannya berubah terus lalu pada saat mengikuti pelatihan pematerinya juga tidak profesional!

    BalasHapus
  11. Kalau bisa juga pak hamid muhammad para pemateri untuk setiap kegiatan pelatihan guru di test juga jangan sampai pematerinya juga abal-abal!

    BalasHapus
  12. Kenapa yg swasta cuma dapet 7 T. Mungkin lebih baik perbaiki dulu fasilitas belajar di sekolahnya dan "paksa" para guru untuk memiliki kompetensi menggunakan fasilitas tersebut dan "paksa" juga para guru untuk ber-inovasi, ber-imajinasi, ber-improvisasi dan ber-karya dgn fasilitas belajar tersebut.

    BalasHapus
  13. Yang disalahkan jangan hanya sekedar Guru, Pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kuwalitas mutu pendidikan rata-rata hanya diberi waktu 3-4 hari. semua materi yang diberikan tutorial harus diterapkan di sekolah. Apakah dengan pelatihan seperti kilat itu mampu diterapkan? Pemerintah juga hari introspeksi diri dan evaluasi. Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya tergantung kepada guru melainkan banyak faktor.

    BalasHapus
  14. Coba pa, semua pegawai ga usah di gaji. Jangan sekali kali di gaji, sekali lagi semua pegawai baik pns maupun non pns, baik sipil maupun tni/polri, termasuk presiden dewan menteri, sipa yang akan tetap pada profesinya?
    Mau coba?
    Siapa yang bertahan tanpa gaji?

    BalasHapus
  15. Pada ngiri benci dan mencaci maki.... UMAR BAKRI UMAR BAKRI... JADI GURU BERBAKTI MEMANG MAKAN HATI... BARU DAPAT TUNJANGAN YG NGIRI ORANG SEISI BUMI PERTIWI... UMAR BAKRI UMAR BAKRI

    BalasHapus
  16. Memang betul TPG ga ada korelasinya dg prestasi siswa, yang ada TPG berkorelasi dengan konsumsi/kesejahteraannya, guru bagaimana sebelum ada TPG, Kalo mau berkorelasi dg prestasi. guru guru ya harus dilatih/disekolahkan lagi yg lebih tinggi, peralatan belajar dg berbagai teknologi sekarang ya harus dipenuhi, gedung/ruang tempat belajar diperbaiki, lha wong akses jalan menuju sekolah aja aburadul anak2 sering terlambat ke sekolah. Jagan tagih Prestasi dg adanya TPG.

    BalasHapus