Home Top Ad

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG MELALUI METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD

Share:
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung melalui metode Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Juli 2010 sampai dengan bulan September 2010. Subjek dalam penelitian adalah kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 32 siswa.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif prestasi pengamatan kreativitas belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Prestasi penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester I tahun pelajaran 2010/2011. Kreativitas belajar matematika materi operasi hitung dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek membaca (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,4, meningkat 1,1; persentase 66,3% menjadi 88,1%, naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menulis (nilai rata-rata 3,4 menjadi 4,4, naik 1,0; prosentase 68,1% menjadi 88,8%, naik 20,7%; dari kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengurutkan (nilai rata-rata 3,0 menjadi 4,3, meningkat 1,3; persentase 60,6% menjadi 85,6%, naik 25%; dari kategori baik menjadi amat baik). Prestasi belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 12 siswa (37%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 20 siswa (63%) dan nilai rata-rata kelas dari 57,2 menjadi 80,2, meningkat sebesar 23.

Kata Kunci: Kreativitas dan prestasi belajar matematika, metode Team Games Tournament (TGT)

Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi siswa. Namun pada kenyataannya sekarang, penerapan belajar yang efektif di sekolah masih sulit diterapkan khususnya pada mata pelajaran Matematika ditingkat SMP karena banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran Matematika.
Salah satu diantaranya adalah memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. Siswa menganggap materi operasi hitung merupakan materi yang tidak mudah untuk dipahami, sehingga siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari bab ini. Faktor lain yang menjadi penyebab kurangnya kualitas pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011 diantaranya dalam penyampaian materi pelajaran ini guru hanya memfokuskan penyampaian informasi kepada siswa, melalui ceramah. Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang menyebabkan kurangnya kualitas prestasi belajar pada materi operasi hitung dimana guru memberikan tugas kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, sehingga siswa tidak dapat belajar dengan nyaman. Siswa selalu diliputi rasa tegang dan takut apabila pelajaran matematika akan dimulai, sehingga kreativitas belajar mengajar menjadi kurang efektif. Selain itu, siswa tidak dapat menangkap pelajaran dengan optimal.
Guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang ada untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Menentukan metode dan model pembelajaran yang sesuai sangat diperlukan oleh guru, sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami pokok bahasan yang disampaikan oleh guru. Menurut Purwoto (1997:43), arti metode pembelajaran merupakan cara mengajar yang tepat dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran ini memiliki tujuan, agar guru berprestasi dalam mengajar dan dapat mencapai tujuan atau mengenai sasaran. Tujuan yang ingin dicapai oleh guru diantaranya menciptakan suasana aktif di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Terciptanya suasana yang aktif di dalam kelas akan berdampak baik bagi siswa, sehingga siswa akan mudah menyerap materi yang diberikan oleh guru. Metode pembelajaran dapat digunakan untuk semua bidang studi.
Teams Games Tournament (TGT) merupakan metode yang sesuai dengan pokok bahasan ini. Metode ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Carolyn (1992:102), “pembelajaran kooperatif merupakan kreativitas belajar kelompok yang teratur dan terstruktur, dan tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompoknya, dirinya sendiri serta dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran yang lainnya”. Penerapan metode TGT, pada materi operasi hitung dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dengan demikian, siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Metode TGT, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam materi operasi hitung.
Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini berjudul: Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Melalui Metode Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian : Apakah melalui metode Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendiskripsikan peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung melalui metode Team Games Tournament (TGT) pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian  bagi siswa, membuat siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar matematika karena adanya perubahan pemikiran tentang pelajaran matematika yang sebelumnya merupakan hal yang kurang disukai menjadi pelajaran yang disukai, dan belajar matematika itu tidak sulit bahkan sangat menyenangkan. Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki pembelajaran mata pelajaran Matematika, sebagai masukan untuk meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran Matematika dan dapat meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di Kelas IV SD. Bagi Sekolah dan Pendidikan secara umum penelitian ini memberikan sumbangan positif tentang metode pembelajaran Matematika di Kelas IV SD, menanggulangi kesulitan pembelajaran Matematika di Kelas IV dan menciptakan kerjasama yang kondusif antara peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran Matematika.
KAJIAN TEORI
Teori Pembelajaran
Pendidikan memegang fungsi penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kualitas kehidupan bangsa sangat penting untuk menciptakan bangsa yang cerdas, damai, terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu, pembaharuan dan penyegaran  pendidikan harus di lakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan akan bisa menaikkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Oleh sebab  itu, pendidikan harus dapat menyesuaikan diri (adaptif) terhadap perubahan zaman (Nurhadi, 2003:43).
Kualitas pembelajaran dan karakter siswa yang meliputi bakat, minat, dan kemampuan merupakan faktor yang menentukan kualitas pendidikan. Kualitas pembelajaran dilihat pada interaksi siswa dengan sumber belajar, adalah bagian dari pendidikan. Interaksi yang berkualitas merupakan interaksi yang menyenangkan. Menyenangkan berarti peserta didik bisa belajar dengan senang untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan didalam kompetisi. Peran guru bukan sebagai satu-satunya pembelajaran, tetapi sebagai fasilitator dan pengarah. Belajar memang bersifat individual, oleh karena itu belajar merupakan suatu keterlibatan langsung atau memperoleh pengalaman individual yang unik. Belajar juga tidak terjadi sekaligus, tetapi akan berlangsung penuh pengulangan berkali-kali, berkesinambungan, tanpa henti (Dimyanti dan Mudjiono, 1999: 88).
Belajar merupakan salah satu faktor penting dari keseluruhan proses pendidikan karena belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses tersebut. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Belajar akan membawa perubahan dalam diri yang belajar baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan  tingkah laku.
Menurut Sardiman (2001:77), belajar dalam arti luas dipandang sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penugasan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Menurut Syah (2004:98), belajar adalah aktivitas normal (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat konstan dan berbekas. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai kegiatan psiko fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya, sebagai usaha penugasan materi ilmu pengetahuan yang merupakan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar juga sebagai suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dalam interaksi.
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari . Penguasaan matematika secara baik sejak dini perlu ditanamkan sehingga konsep-konsep dasar matematika dapat diterapkan dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memakai konsep dasar matematika maka anak akan memiliki bekal untuk menguak perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini.
Dalam pembelajaran matematika tentunya tidak lepas dari ciri matematika itu sendiri (Depdikbud, 1996: 67), yaitu (1) memiliki objek kejadian yang abstrak dan (2) berpola pikir deduktif dan konsisten. Disamping itu matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran matematika di SD (Depdikbud, 1996:22) adalah: 1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif, 2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan 3) Menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. 4) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah, dan 5) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
Materi Operasi Hitung
Operasi hitung dasar dalam matematika dapat dibedakan menjadi empat operasi hitung dasar yaitu: (1) Penjumlahan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh dua bilangan bulat atau lebih; (2) Pengurangan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih; (3) Perkalian, yaitu penjumlahan berulang dengan penjumlahan tetap; dan (4) Pembagian, yaitu pengurangan berulang dengan pengurangan tetap, selanjutnya bentuk operasi kali yang berulang adalah operasi pangkat. Sedangkan operasi akar dan operasi logaritma masing-masing sebagai lawan dari operasi pangkat dan operasi pangkat khusus

Gambar 1
Hubungan operasi-operasi hitung (Wahyudin & Sudrajat, 2003 :35)
Setelah konsep penjumlahan bilangan asli dikuasai anak dengan mantap, kemudian dilanjutkan dengan penanaman konsep pengurangan. Karena sifat pengurangan yang berkebalikan dengan operasi penjumlahan, maka syarat penguasaan operasi penjumlahan menjadi mutlak untuk anak. Sebaiknya anak-anak yang belum menguasai penjumlahan dengan mantap, perlu mendapat perhatian khusus dari guru baik dengan cara pembimbingan secara kelompok besar (8 siswa)al maupun meminta bantuan orang tua.
Operasi hitung berikutnya adalah perkalian. Perkalian sebagai penjumlahan berganda, memerlukan tahap berpikir yang lebih kompleks pada diri anak. Oleh karena itu jika anak tampak belum siap memulai materi perkalian sebaiknya diingatkan kembali tentang operasi penjumlahan. Setelah operasi perkalian dapat dikuasai dengan baik, selanjutnya adalah operasi pembagian.
Menurut Wahyudin & Sudrajat, (2003:37) Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Oleh karena itu penguasaan operasi perkalian menjadi mutlak agar dapat menguasai operasi pembagian. 
Operasi Penjumlahan (Tambah)
Operasi penjumlahan (tambah) adalah dasar dari operasi hitung pada sistem bilangan. Operasi penjumlahan selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembicaraan sehari-hari kita menggunakan “penjumlahan” untuk banyak tindakan yang berbeda. Sebagai contoh “penjumlahan sejumlah telur”. Disini kita butuh membedakan antara cara mengkombinasikan dua himpunan, dimana kita bisa menyebutnya sebagai kesatuan; dan cara mengkombinasikan dua bilangan, dimana kita boleh menyebutnya sebagai penjumlahan. Jadi penjumlahan dua bilangan, misalkan 5 dan 7, dapat disamakan dengan mengambil sembarang himpunan yang jumlahnya  adalah 5 dan sembarang himpunan yang jumlahnya 7.  Kesatuan ini digambarkan sebagai satu himpunan dan didapatkan jumlah dari himpunan baru ini.
Sedangkan menurut Van De Walle (2006:155), jika beberapa bagian dari suatu himpunan sudah diketahui, penjumlahan digunakan untuk menyebut jumlah keseluruhan dari bagian-bagian tersebut. Definisi dari penjumlahan yang cukup sederhana bisa digunakan baik untuk situasi yang memerlukan aksi (penggabungan dan pemisahan) dan situasi statis yang tidak memerlukan adanya aksi.
Lambang “+”  adalah lambang untuk operasi penjumlahan atau pertambahan, sehingga kalimat matematika seperti jumlah delapan dan lima sama dengan 13 ditulis secara symbol atau model matematika adalah “8 + 5 = 13.” Tanda + mulai dipakai pada abad ke-15 untuk menandai “karung padi-padian atau gamdum yang melebihi berat yang ditentukan sebelumnya”. (Wahyudin & Sudrajat, 2003 :36)
 Terdapat beberapa sifat penting dari operasi penjumlahan yang berlaku pada himpunan bilangan real. Sifat-sifat itu diantaranya sebagai berikut:
1.      Himpunan semua bilangan real tertutup operasi penjumlahan, yaitu untuk setiap real a dan b, maka a + b merupakan bilangan real.
2.      Operasi penjumlahan bersifat asosiatif, yaitu untuk setiap bilangan real a dan b berlaku :
a + b = b + a
misalnya 2 + 3 = 3 + 2
3.      Operasi penjumlahan bersifat asosiatif , yaitu untuk setiap bilangna real a, b, dan c berlaku 
a + (b + c) = (a + b) + c
misalnya: 2 + (3 + 4) =(2 + 3) + 4 = 9
4.      Operasi penjumlahan pada himpunan semua bilangna real memiliki unsur identitas, yaitu 0,  karena untuk setiap bilangan real a berlaku
a + 0 = 0 + a = a
5.      Setiap bilangan real a memiliki lawan terhadap operasi penjumlahan, yaitu    (-a) karena  a + (-a) = (-a) + a = 0
Operasi Pengurangan
Menurut Van De Walle (2006:155), jika salah satu bagiannya dan totalnya sudah diketahui, maka pengurangan akan menghasilkan bagian yang satunya. Definisi ini sesuai dengan istilah “mengambil” yang sudah terlalu sering digunakan. Jika Anda memulai dengan total adalah 8, dan menghilangkan sejumlah 3, dua himpunan yang Anda  ketahui adalah 8 dan 3. Ekspresi 8-3 dibaca “delapan minus tiga” akan menghasilkan lima sisanya. Oleh karena itu delapan minus tiga adalah lima.
Wahyudin (2003:36) mengatakan bahwa operasi pengurangan adalah lawan (invers) dari operasi tambah, misalnya “ 6 dikurangi dengan 5” sama artinya dengan “ 6 ditambah dengan lawan 5”, sehingga 6 – 5 = 6 + (-5) = 1
Jadi, untuk tiap bilangan a dan b berlaku a – b = a + (-b) , yaitu mengurangi dengan sebuah bilangan sama dengan menambahkan dengan lawan dari bilangan itu
Operasi Perkalian
Perkalian adalah penjumlahan berulang. (Van De Welle, 2003:35) maksudnya adalah 3 x 5 sama artinya dengan 5 + 5 + 5 atau  ditulis 3 x 5 =5 + 5 +5. Perkalian pada bilangan asli memiliki tiga sifat, yaitu komutatif, asosiatif dan distribusi penjumlahan. Jika a,b,n suatu bilangan maka akan berlaku:
1.      a x b =b x a                                      (komutatif)
2.      (a x b) x c =a x (b x c)                      (asosiatif)
3.      a x 1 = 1 x a = a                              (identitas perkalian)
4.      n x (a + b) =(n x a) + (n x b)           (distribusi penjumlahan)
Operasi Pembagian
Pembagian didefinisikan sebagai berikut: a : b = c artinya adalah ada sekumpulan benda sebanyak a dibagi rata (sama banyak) dalam b kelompok. Maka cara membaginya dilakukan dengan pengambilan berulang sebanyak b sampai habis dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke semua kelompok. Banyaknya pengambilan ditunjukkan dengan hasil yang didapat oleh masing-masing kelompok yaitu c.  Hasil bagi (c) adalah banyaknya satuan pengambilan b dalam setiap kali mengambil untuk dibagi rata. Jika banyaknya anggota yang dimuat oleh masing-masing kelompok adalah c, maka banyaknya pengambilan b satuan sampai habis pada kumpulan benda sebanyak a adalah c kali. Mengapa? Sebab untuk setiap kali pengambilan sebanyak b anggota dari kumpulan benda beranggotakan a selalu dibagi rata pada masing-masing kelompok sebanyak b. Sehingga jika hasil pada masing-masing anggota adalah c, maka dapat dipastikan bahwa banyaknya satuan pengambilan b anggota sampai habis dari sekumpulan benda sebanyak a itu adalah c kali.
Dalam membelajarkan pembagian dasar, peserta didik diberikan pengalaman membagi, misalnya dengan membagikan sejumlah barang kepada beberapa temannya. Dengan memberikan pengalaman, peserta didik akan selalu mengingat konsep pembagian tersebut di kepalanya. Selanjutnya dengan memberi banyak latihan, peserta didik diajak untuk mengamati hubungan antara bilangan yang dibagi, pembagi, dan hasil baginya. Setelah dicermati ternyata bilangan yang dibagi = pembagi x hasil bagi.
Contoh:
1.        36 : 4 = 9 artinya adalah ada 9 kali pengambilan empatan sampai habis pada bilangan 36, dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke dalam 4 kelompok,
2.        30 : 6 = 5 artinya adalah ada 5 kali pengambilan enaman sampai habis pada bilangan 30, dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke dalam 6 kelompok, dan lain-lain.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Teams Games Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran (Slavin, 2008: 110). Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah setelah siswa bekerja dalam tim (sama dengan TPS).

Tidak ada komentar