Home Top Ad

PTK BHS IND SD: PENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR MENYUSUN PARAGRAF MELALUI KARTU KALIMAT PADA SISWA KELAS IIII SEMESTER I SD

Share:
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf melalui kartu kalimat pada siswa kelas III SD Negeri Tawang 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September 2012 sampai dengan bulan November 2012. Subjek dalam penelitian adalah keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf pada siswa kelas III SD Negeri Tawang 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 9 siswa yaitu 7 laki-laki dan 2 perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data kualitatif hasil pengamatan ketrampilan menyusun paragraf dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui kartu kalimat dapat meningkatkan ketreampilan dan hasil belajar menyusun paragraf pada siswa kelas III SD Negeri Tawang 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013. Keterampilan belajar siswa dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: ketrampilan menyusun paragraf (nilai rata-rata meningkat 1,0; persentase naik 20%; dari kategori baik menjadi amat baik), keterampilan menjawab pertanyaan (nilai rata-rata naik 1,0; prosentase naik 20%; dari kategori baik menjadi amat baik); keterampilan mencari kata (nilai rata-rata naik 1,3; prosentase naik 26,7%; dari kategori baik menjadi amat baik); keterampilan menulis paragraf (nilai rata-rata naik 0,9; prosentase naik 17,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), dan keterampilan memahami huruf kapital (nilai rata-rata  meningkat 0,7; persentase naik 15,6%; dari kategori baik menjadi amat baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 2 siswa (22%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 7 siswa (67%). Terjadi peningkatan sebanyak 5 siswa (45%) dan nilai rata-rata kelas dari 68,1 menjadi 70,0, meningkat sebesar 8,2.

Kata Kunci : Keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf, Kartu kalimat

Latar Belakang Masalah
Menurut Taufiq (2011:1.7), pendidikan di SD hakikatnya merupakan suatu proses yang tidak sekedar memberi bekal kemampuan intelektual dasar dalam membaca, menulis dan berhitung saja melainkan juga proses mengembangkan kemampuan dasar peserta didik secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal untuk dapat melanjutkan pendidikan di SLTP atau sederajat.
Melalui pendidikan yang dilaksanakan di tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa diharapkan memiliki kemampuan dasar calistung (baca tulis hitung), kesiapan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, serta pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar “baca tulis”,  maka pembelajaran Bahasa Indonesia di SD memegang peranan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya sekedar membekali siswa bisa mengenal, menulis, membaca huruf  dan kalimat sederhana (di kelas rendah atau kelas I dan II) tetapi juga pada tercapainya kemahiran siswa untuk mengerti isi bacaan maupun menyusun paragraf (di kelas-kelas tinggi atau kelas III sampai kelas VI SD).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan salah satu Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan di kelas III  SD semester I adalah 4.1 Menyusun Paragraf Berdasarkan Bahan yang Tersedia dengan Memperhatikan Penggunaan Ejaan (Dinas Pendidikan Kab. Sukoharjo, 2008: 11). Kemudian kompetensi dasar tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator (Solchan, 2009: 9.17), diantaranya: a) Menulis karangan sederhana dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat, b) Menulis karangan (lebih luas) dari pikiran sendiri (kreativitas siswa diutamakan)
Kemudian ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran bisa diukur menggunakan teknik tes sehingga sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran bisa diketahui.
Berdasarkan hasil tes awal pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN Tawang 02 Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo pada Kompetensi Dasar Menyusun Paragraf dengan materi pokok cerita tentang kegiatan sehari-hari, peneliti menemukan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Harapannya dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti adalah hasil belajar siswa akan mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), tetapi kenyataannya masih banyak siswa yang kesulitan dalam menyusun paragraf dan hasil belajarnya belum mencapai standar kriteria ketuntasan yang ditetapkan.
Data menunjukkan bahwa setelah diadakan tes awal kemampuan siswa dalam menulis karangan pada tanggal 2 Oktober 2012 kemampuan siswa menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan masih rendah, yaitu dari 9 siswa hanya 2 siswa yang mendapat nilai di atas nilai KKM sebesar 65. Atau hanya 22% siswa yang memenuhi KKM.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: kurangnya latihan yang diberikan guru, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas kurang bervariasi dan kurang mengesankan serta guru belum menggunakan satu media yang dirasa menyenangkan dan memudahkan bagi siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran itu sendiri masih identik dengan pengukuran hasil belajar siswa mencapai nilai minimal ketuntasan yang disyaratkan.
Oleh karena itulah penulis ingin mengubah pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa, sehingga pembelajaran berlangsung kondusif dan komunikatif. Hasil akhir yang diharapkan penulis tentu saja prestasi belajar siswa meningkat. Caranya dengan melakukan inovasi dalam pembelajaran menggunakan kartu kalimat sebagai media pembelajaran siswa pada KD menyusun paragraf.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berkeinginan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Peningkatan Keterampilan  dan Hasil Belajar Menyusun Kalimat pada Siswa Kelas III Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian: Apakah melalui kartu kalimat dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf pada siswa Kelas III SD Negeri Tawang 02 Semester I tahun pelajaran 2012/2013?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf melalui kartu kalimat pada siswa kelas III SD Negeri Tawang 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.

Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini banyak manfaat yang diperoleh, diantaranya: Bagi Siswa, penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa khususnya keterampilan menyusun paragraf. Selain itu, melalui penggunaan kartu kalimat siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dan menghilangkan anggapan bahwa belajar bahasa itu membosankan. Bagi Guru, penelitian ini dapat memacu guru agar lebih kreatif dalam menggunakan metode dan media pembelajaran serta penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sekolah pun dapat meningkatkan fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan siswa dan guru.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk membimbing siswa melalui tahap-tahap pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Saat tujuan pembelajaran tercapai merupakan simbol ketercapaian tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dalam proses pembelajaran. Tingkat penguasaan materi tercermin dalam seberapa besar indikator dalam pembelajaran tercapai secara memuaskan.
Pembelajaran dalam Wikipedia (2012:1) adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, seseorang mempelajari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat pada suatu bahasa, seperti sejarah, sistem bahasa, kaidah berbahasa dan produk bahasa seperti sastra. (Solchan, 2009:1.31) Sejalan dengan pengertian di atas, mata pembelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa, dan menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia melalui interaksi antara siswa dengan guru.
Oleh karena itu, pendidikan berkaitan erat dengan bahasa, dimana bahasa digunakan manusia sebagai alat komunikasi untuk melatih kemampuan intelektual dasar seperti dalam membaca, dan menulis sehingga memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami orang lain, menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual.
Solchan (2009: 1.35-1.37) menyatakan paradigma pembelajaran bahasa di sekolah dasar adalah: (1) imersi yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan ‘menerjunkan’ siswa secara langsung dalam kegiatan berbahasa yang dipelajarinya. Misalnya ketika siswa mengalami kesulitan dalam membuat atau menyusun satu bentuk paragraf maka guru mendampingi dan memandu siswa membuat satu paragraf melalui menceritakan pengalaman yang telah dilaluinya; (2) pengerjaan (employment) yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang bermakna, fungsional dan otentik. Artinya siswa ketika diberi tugas membuat satu kalimat, maka siswa harus dapat membayangkan untuk apa dan dalam situasi berbahasa apa ia membuat kalimat tersebut; (3) demonstrasi, yaitu siswa belajar bahasa melalui demonstrasi/contoh/model yang disediakan guru. Contohnya ketika anak belajar membaca puisi, maka guru harus mendemonstrasikannya atau memberi contoh bagaimana membaca puisi yang benar; (4) tanggung jawab (Responsibility), yaitu siswa diberi kesempatan untuk memilih aktivitas berbahasa yang dilakukannya. Contohnya ketika siswa diberi pilihan untuk membaca dan merespon salah satu dari berbagai bentuk karya sastra yang dibacanya: (5) uji coba (trial-error) yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan berbahasa dari sudut pandang siswa, dengan memberi kesempatan siswa membetulkan atau menyempurnakan hasil kerjanya melalui uji coba yang dilakukan siswa, (6) pengharapan (expectation), artinya siswa akan berupaya sukses atau berhasil dalam belajar jika dia merasa bahwa gurunya mengharapkan dia menjadi sukses.
Keterampilan Menyusun Paragraf
“Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat itu saling bertalian dengan mengusung sebuah gagasan tertentu” ( Indah, 2012:1)
Senada dengan Indah ( dalam Suparno, 2009:3.27) menyatakan paragraf sebagai untaian kalimat bagian karangan yang berisi gagasan atau gagasan dasar yang diungkapkan dalam kalimat topik dan sejumlah gagasan pengembang yang diungkapkan dalam kalimat-kalimat pengembang.
Selanjutnya persyaratan paragraf yang baik yaitu: (1) persyaratan kesatuan/keutuhan pikiran, ditandai dengan satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang; (2) persyaratan pengembangan, ditandai adanya kalimat topik dan sejumlah kalimat pengembang; (3) persyaratan kepaduan/koherensi, ditandai oleh hubungan yang harmonis antara isi kalimat dalam paragraf; (4) persyaratan kekompakan/kohesi, ditandai keserasian hubungan bentik dan leksikon.
Jenis paragraf terbagi menjadi empat (Suparno, 2009: 3,23), yaitu: (1) paragraf deduktif, yakni kalimat topik terdapat pada awal paragraf; (2) paragraf induktif, yakni kalimat topik terdapat pada akhir paragraf; (3) paragraf kombinasi, yakni kalimat topik terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf; (4) paragraf deskriptif, yakni seluruh kalimat dalam paragraf adalah kalimat topik.
Sebuah paragraf terdiri dari beberapa kalimat penyusun yang saling berhubungan dan terkait satu sama lain hingga membuat satu paragraf yang utuh. Untuk dapat membuat paragraf yang baik, siswa kelas III semester 1 harus menentukan dahulu kalimat topik untuk dikembangkan menjadi kesatuan paragraf utuh melalui penyusunan kartu kalimat. Oleh karena itu penulis bisa mendefinisikan keterampilan menyusun paragraf sebagai kecakapan dalam memakai ragam bahasa tulis dengan cara mengatur kalimat secara baik sehingga saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan.
Kartu kalimat
Dalam index Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kartu didefinisikan sebagai kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dng karcis);  Dalam wikibooks, kalimat didefinisikan:
“Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan kalimat diungkapkan dengan suara yang naik dan turun, lemah dan lembut, disela dengan jeda, dan diakhiri dengan intonasi. Sedangkan dalam wujud tertulis kalimat diawali dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik, tanda tanya dan tanda seru.
Index dalam KBBI memaparkan bahwa kalimat adalah  1 kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; 2 perkataan; 3 Ling satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
Jadi kartu kalimat dapat dipahami sebagai kertas berbentuk persegi panjang yang merupakan satuan bahasa terkecil untuk mengungkapkan konsep pikiran manusia. Kartu kalimat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu yang bertuliskan kalimat dan kalimatnya disusun secara acak. Tugas siswa disini adalah mengurutkan kartu kalimat acak tersebut menjadi satu kesatuan paragraf yang utuh.
Susilo mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia dalam wikibooks (2012) ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Kelima ciri tersebut ialah ciri umum sebuah kalimat namun hal itu belum menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Berbeda dengan Susilo, Widdowson dalam Suparno (2009:2.19) mengemukakan kalimat efektif harus memenuhi persyaratan/ciri kebenaran struktur (correctness) dan kecocokan konteks (appropriacy).
Syarat kalimat efektif yang pertama, kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang unsur-unsurnya memiliki hubungan yang jelas. Dengan hubungan yang benar, maka maknanya juga bisa diketahui dengan jelas. Syarat yang
kedua, kecocokan berarti adanya ketepatan kalimat dalam konteks.
Untuk memudahkan siswa menyusun paragraf, siswa bisa dibekali dengan kiat-kiat untuk mengembangkan kalimat efektif. Kiat-kiat tersebut adalah (1) kiat pengulangan (2) kiat pengedepanan, (3) kiat penyejajaran dan (4) kiat pengaturan variasi kalimat.
Penerapan Kartu kalimat pada Pembelajaran Menyusun Paragraf
langkah-langkah pembelajaran menyusun paragraf dengan menggunakan media kartu kalimat sebagai berikut: (1) siswa diberi apersepsi menyangkut materi menyusun paragraf; (2) guru membawa 4 buah kartu kalimat dan ditempel di papan tulis secara acak. Siswa diajak bersama-sama untuk menyusun paragraf yang utuh dengan mengurutkan kartu kalimat tersebut melalui uraitan yang benar dari kartu pertama sampai kartu terakhir; (3) guru membimbing siswa mencari topik paragraf kemudian mengurutkan kartu kalimat menjadi kesatuan paragraf dengan mengingat kaidah yang berlaku: (4) siswa diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya dengan terpimpin dan teratur. Disini guru menghargai jawaban siswa. Siswa yang lain boleh menanggapi jawaban temannya; (5) siswa bersama guru menyepakati jawaban yang terbaik sesuai kaidah penyusunan paragraf yang benar. (aspek refleksi/memikirkan kembali apa yang telah dikerjakan.)
Hasil Belajar
Nana Sudjana (1995:22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajarnya. Dalam belajar terjadi proses berpikir dan terjadi kegiatan mental dan dalam kegiatan dalam menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan menguasai hubungan-hubungan tersebut. Dengan demikian siswa dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan yang dipelajari tersebut, inilah yang disebut hasil belajar.
Gagne (1977: 47-48) mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian dalam bentuk kapabilitas, yakni ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan motorik dan sikap. Gagne dan Briggs (1978: 49-55) menerangkan bahwa hasil belajar yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah 1) ketrampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan prosedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep konkrit dan terdefinisi, kaidah serta prinsip, 2) strategi kognitif adalah ketrampilan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, menginggat, dan berpikir. 3) informasi verbal adalah ketrampilan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, 4) ketrampilan motorik adalah ketrampilan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot, 5) sikap merupakan ketrampilan internal yang berperan dalam mengambil tindakan untuk menerima atau menolak bedasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Bloom (1976: 201-207) membagi hasil belajar menjadi tiga kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif berkanaan dengan ingatan atau pengetahuan dan ketrampilan intelektual serta ketrampilan-ketrampilan. Kawasan afektif menggamberkan sikap, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Kawasan prsikomotor adalah ketrampilan-ketrampilan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.
Berdasarkan pandangan-pandangan dari para ahli tersebut di atas maka yagn dimaksud dengan hasil belajar menyusun paragraf dalam penelitian ini adalah hasil dari seorang siswa dalam mengikuti proses pengajaran menyusun paragraf pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar yang diukur dari ketrampilan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu permasalahan tentang menyusun paragraf.

Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan kartu kalimat dalam pembelajaran menyusun paragraf, maka ketrampilan dan  hasil belajar menyusun paragraf masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan dan hasil belajar menyusun paragraf perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan kartu kalimat. Siklus I menggunakan kartu kalimat tanpa bimbingan guru dan siklus II menggunakan kartu kalimat dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharap keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf meningkat.
Kondisi akhir diduga menggunakan kartu kalimat dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf pada siswa Kelas III SD Negeri Tawang 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Melalui media kartu kalimat dapat meningkatkan ketrampilan dan hasil belajar menyusun paragraf pada siswa Kelas III SD Negeri Tawang 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September 2012 sampai dengan bulan November 2012. Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Negeri Tawang 02, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah keterampilan dan hasil belajar menyusun paragraf siswa kelas III SD Negeri Tawang 02, dengan jumlah siswa 9 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 2 perempuan.
Sumber Data
    Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian (primer) dan dari bukan subyek (skunder).
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik non tes. Sedangkan alat Pengumpulan data meliputi dokumen, tes dan pengamatan. Dokumen digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal siswa yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui ketrampilan siswa dalam (1) menyusun paragraf acak dengan benar; (2) menjawab pertanyaan berdasarkan paragraf yang  disusun; (3) mencari kata sulit dan artinya; (4) menulis paragraf berdasarkan gambar; dan (5) Memahami penggunaan huruf kapital.
Validitas dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai ketrampilan dan hasil belajar menyusun paragraf pada siswa kelas III SD Negeri Tawang 02 semester I tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: 1) keterampilan (observasi) divalidasi melalui trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai test yang divalidasi adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif) dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Peningkatan ketrampilan menyusun paragraf indikatornya adalah adanya peningkatan keterampilan belajar dari kurang baik menjadi baik. Peningkatan hasil belajar menyusun paragraf indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia materi menyusun paragraf sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.

Tidak ada komentar