ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Karang Wuni semester I tahun pelajaran 2012/2013 melalui penggunaan media gelas fakel . penelitian dilakukan mulai bulan Juli sampai Nopember 2012 . Metode yang digunakan adalah tindakan kelas, terdiri dari dua siklus dan masing masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Pada siklus I pembelajaran mulai menggunakan media gelas fable dalam kelompok kecil. Hasil pengamatan berupa nilai test, analisis dilakukan dengan membandingkan hasilnilai test dan hasil nilai akhir dari siklus satu ke siklus yang lain. Berdasarkan tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gelas fabel dapat meningkatkan hasil belajar matematikasiswa kelas IV SD Negeri Karang Wuni pada semester I tahun 2012/2013. Pada tindakan pra siklus siswa yang aktif sebanyak 16,7% , siklus II sebanyak 33,3 % dan siklus II sebanyak 73,3% ,perolehan nilai rata-rata tes akhir pada tindakan pra siklus 68,4, siklus I menjadi 70, dan pada siklus II menjadi 80
Kata Kunci: Media gelas fakel, meningkatkan hasil belajar matematika.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bidang studi Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar. Sampai saat ini, pelajaran Matematika masih menjadi masalah bagi siswa. Hal ini dapat dilihat dari keluhan siswa yang mengatakan bahwa Matematika itu sulit, dan nilai rata-rata kelas untuk bidang studi Matematika lebih rendah dari pada niai rata-rata kelas untuk bidang studi yang lain. Kondisi ini terlihat pada saat diaksanakannya jejak pendapat untuk siswa kelas IV di SD Negeri Karang Wuni Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, berdasarkan analisis hasil test akhir pada tindakan pra siklus dari 30 siswa kelas VI , 17% atau 5 siswa mencapai ketuntasan sedangkan 83% lainnya atau 25 siswa belum mencapai kreteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75, nilai rata-rata sebesar 68,4 hal ini menunjukkan bahwa bidang studi Matematika merupakan bidang studi yang sulit dan perlu mendapat perhatian khusus dari pendidik.
Berdasarkan hasil refleksi dan catatan aktivitas siswa pada tindakan prasiklus, penyebab menurunya hasil belajar dikarenakan sebagai berikut: a). aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang karena pembelajaran masih didomonasi oleh guru, b). belum menggunakan media yang efektif dalam pembelajaran. Untuk mengaqtasi masalah tersebut penulis berusaha melakukan perubahan cara mengajar yaitu dengan melaksanakan inovasi pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.
RUMUSAN MASALAH
Berasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut;
Apakah penggunaan media gelas fakel dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Karang Wuni Kec. Polokarto Kab. Sukoharjo tahun 2012/2013?
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Karang Wuni tahun pelajaran 2012/2013 pada standart kompetensi memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan peran faktor pendukung terbentuknya perubahan perilaku siswa yang lebih baik terkait dengan bidang matematika
b. Hasil penelitian diharapkan dapat berperan dalam membangun konsep pembelajaran yang memperhatikan faktor proses pembelajaran sebagai faktor eksternal yang penting untuk diperhatikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai barikut:
a. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru tentang cara pembelajaran dengan menggunakan media gelas fakel.
b. Bagi sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kekayaan referensi tentang strategi pembelajaran dalam bidang studi matematika.
KAJIAN TEORI, KERANGAKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
1. Teori Belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari Pengalaman atau latihan yang diperkuat (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar).
2. Hasil belajar
Menurut Subiyantoro (2010) hasil belajar adalah sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Surahmat, (1997:88) menyatakan bahwa hasil belajar adalah bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku. Hasil belajar merupakan hasil dari proses komplek. Hal ini disebabkan banyak faktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor intern maupun faktor ekstern. Adapun faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar yaitu (1) faktor fisiologi, seperti kondisi fisik dan kondisi indera (2) faktor psikologi, meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar adalah (1) faktor lingkungan, seperti alam, masyarakat/keluarga, (2) faktor instrumental yang terdiri dari kurikulum, bahan pengajaran, sarana dan fasilitas.
Hasil belajar sering digunakan dalam arti luas, yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai siswa, misalnya ulangan harian, tugas/PR, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan, dan sebagainya (Abu Muhammad Ibnu Abdullah ( http://spesialistorch.com/content/view/120/29).
Berdasarkan uraian tersebut dapatlah dirumuskan bahwa hasil belajar siswa adalah performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran dalam satu satuan waktu yang bisa berupa semester dan akademik.
3. Media pembelajaran
Menurut Anitah (2010: 10) kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamah dari kata medium, yang berarti sesuatu ang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau satu alat . Dalam webster Dictionary (1990), Media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak ditengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut:
a. Kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
b. Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
c. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
4. Media Gelas Fakel
Menurut Mangunsuwito (2002: 57) gelas adalah perlenekapan untuk minum yang terbuat dari kaca.Gelas Fakel kependekan dari gelas faktor dan kelipatan. Media gelas fakel merupakan media pembelajaran yang berupa gelas untuk memudahkan siswa dalam menentukan FPB dan KPK di kelas IV.
KERANGKA BERPIKIR
Pada setiap awal sebelum guru menggunakan media gelas fakel siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gelas fabel. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan: diduga melalui penggunaan media gelas fakel dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Karang Wuni Kec. Polokarto Kab. Sukoharjo Semester I tahun pelajaran 2012/2013
METODOLOGI PENELITIAN
SETTING PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Karang Wuni Kec Polokarto Kab. Sukoharjo pada peserta didik kelas IV SEMESTER I tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilkukan pada kelas yang menjadi tanggungan peneliti.
SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini pada peserta didik kelas IV SD Negeri Karang Wuni yang berjumlah 30 anak dengan rincian 16 siswa putrid dan 14 siswa putra.
SUMBER DATA.
Data penelitian akan dikumpulkan dari: 1) Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru, 2) daftar nilai, 3) hasil observasi, 4) masukan, saran dari observer yang dilakukan sebelumnya, selama dan sesudan tindakan penelitian dilakukan.
TEKNIK DAN ALAT PENGUMPUL DATA
Teknik yang digunakan untuk mengumpukan data berbentuk tes dan observasi . tes dilakukan pada setiap akhir pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Hasil tes akhir digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk menilai aktivitas dan perubahan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Alat pengumul data yang digunakan tergantung pada teknik yang digunakan. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar observasi.
TEKNIK ANALISA DATA
1. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisa diskriftif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
2. Data kuantitatif menggunakan analisis diskriftif komperatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal dan nilai setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II
INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja dalam penelitian ini berbentuk hasil belajar siswa khususnya standart kompetensi memahami dan menggunakan foktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah yaitu
1. Adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata ulangan harian dari 68,4 menjadi minimal 75.
2. Peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.
PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam bentukproses pengkajian ber daur empat tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, (9) Pelaksanaan tindakan , (3) Pengamatan (observasi), (4) Refleksi
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi (a) Menyusun RPP (b) Menbagi siswa menjadi 6 Kelompok besar, (c) Memberikan penjelasan mengenai tehnis pembelajaran, (d) Menyiapkan instrument tes akhir/ ulangan harian, (e) Menyiapkan instrument observasi.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan meliputi: (a) Guru menyampaikan materi prasyarat tentang kelipatan dan faktor, (b) Siswa memperhatikan demonstrasi guru tentang penggunaan gelas fakel untuk menentukan kelipatan dan faktor persekutuan, KPK, FPB dari dua dan tiga bilangan, (c) Siswa menyelesaikan LKS untuk menentukan kelipatan dan faktor persekutuan KPK dan FPBdari dua bilangan dan tiga bilangan menggunakan media gelas fakel dalam diskusi kelompok besar setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.(d) Diskusi kelas detiap kelompok mempresentasikanhasil kerja kelompoknya, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran, guru memberikan penguatan materi , (e) Siswa mengerjakan ulangan harian.
3. Observasi
Observasi penelitian ini dibantu oleh guru kelas IV (Sutarjo, S.Pd) dengan cara mengamati perubahan tingkah laku ,proses, hasil tindakan perbaikan yang terfokus pada perilaku dan aktivitas belajar siswa, interaksi antar guru dansiswa serta media yang digunakan dengan menggunakan lembarpengamat atau observasi. Aspek yang diamati meliputi : kerjasama keberanian bertanya, memjawab pertanyaan, kemampuan menggunakan media gelas fakel, mengumpulkan tugas tepat waktu.
4. Refleksi Hasil Penelitian
Refleksi dilakukan untuk menganalisa data hasil observasi atau pengamatan, menghitung peningkatan proses belajar siswa dan perubahan aktivitas, refleksi juga digunakan untuk mengidentifikasi kendala dan kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus II.
Langkah-langkah pada siklus II prinsipnya sama pada siklus 1 hanyapada pelaksanaan siswa mengikuti pembelajaran tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB ,menggunakan media gelas fakel dalam kelompok kecil.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis tes akhir siswa kelas IV SDNegeri Karang Wuni pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 pada kompentensi dasar 2.1 mendiskripsikan konsep faktor dan kelipatan serta kompetensi dasar nomer 2.2 menentukan kelipatan dan faktor bilangan saat tindakan pra siklus (kondisi awal), peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa rendah terbukti dari 30 siswa hanya 5 (17%) yang memenuhi melampui KKM (75), sedangkan 25 siswa (83%) lainnya belum mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 68,4.
Berdasarkan catatan aktivitas siswa dapat disimpulkan aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang karena dominasi guru masih terlalu besar, guru dalam pembelajaran belum menggunakan media yang sesuai sehingga siswa kurang tertarik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dari 30 siswa tercatat 56,7% (17 siswa) kurang aktif, 26,7% (8 siswa) cukup aktif , dan 16,7% (5 siswa) aktif. Pada hal kompetensi dasar ini merupakan dasar bagi siswa untuk mempelajari kompentensi dasar yang lebih sulit yaitu menentukan FPB dan KPK dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK. Kondisi ini mendorong peneliti dengan menggunakan media gelas fakel.
DISKRIPSI SIKLUS I
Tindakan siklus I dilakukan pada pertemuan 1 dan 2 siswa mengikuti pembelajaran tentang menentukan kelipatan persekutuan dan KPK dari dua dan tiga bilangan dengan menggunakan media gelas fakel dalam kelompok besar. Sedangkan pada pertemuan tiga dan empat siswa mengikuti pembelajaran tentang cara menentukan faktor persekutuan dan FPB dari dua atau tiga bilangan dengan menggunakan media gelas fakel dalam bilangan kelompok besar. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok besar yang masing-masing terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan heterogen dengan menggunakan media gelas fakel suasana kelas tampak beda dari pembelajaran biasa.
Tabel I. Aktivitas siswa pada siklus I
No Klasifikasi Aktivitas Frekkuensi %
1 Kurang aktif (0-33) 3 10,0
2 Cukup aktif (34 – 67) 17 56.7
3 Aktif (68 – 100) 10 33.3
Jumlah 30 100
Tabel 2. Hasil Tes Akhir Siklus I
NO Nilai Frekuensi % Keterangan
1 0 - 74 18 60 Belum tuntas
2 75 - 100 12 40 Tuntas
Jumlah 30 100
Nilai terendah 20
Nilai tertinggi 100
Jumlah Nilai 2.100
Nilai Rata-rata 70.0
Dari table 2 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa 70.0 dengn nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 100 dari 30 siswa. Tindakan pada siklus I sebanyak 12 siswa atau 40% mencapai ketuntasan dan sebanyak 18 siswa atau 60% belum mencapai ketuntasan minimal (KKM >75). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidakan pada siklus I belum mencapai hasil yang memuaskan.
DESKRIPSI SIKLUS II
Tidak ada komentar