Home Top Ad

PTK SD: PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG MELALUI METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV

Share:
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung melalui metode Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Juli 2010 sampai dengan bulan September 2010. Subjek dalam penelitian adalah kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 32 siswa.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif prestasi pengamatan kreativitas belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Prestasi penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester I tahun pelajaran 2010/2011. Kreativitas belajar matematika materi operasi hitung dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek membaca (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,4, meningkat 1,1; persentase 66,3% menjadi 88,1%, naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menulis (nilai rata-rata 3,4 menjadi 4,4, naik 1,0; prosentase 68,1% menjadi 88,8%, naik 20,7%; dari kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengurutkan (nilai rata-rata 3,0 menjadi 4,3, meningkat 1,3; persentase 60,6% menjadi 85,6%, naik 25%; dari kategori baik menjadi amat baik). Prestasi belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 12 siswa (37%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 20 siswa (63%) dan nilai rata-rata kelas dari 57,2 menjadi 80,2, meningkat sebesar 23.

Kata Kunci: Kreativitas dan prestasi belajar matematika, metode Team Games Tournament (TGT)

Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi siswa. Namun pada kenyataannya sekarang, penerapan belajar yang efektif di sekolah masih sulit diterapkan khususnya pada mata pelajaran Matematika ditingkat SMP karena banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran Matematika.
Salah satu diantaranya adalah memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. Siswa menganggap materi operasi hitung merupakan materi yang tidak mudah untuk dipahami, sehingga siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari bab ini. Faktor lain yang menjadi penyebab kurangnya kualitas pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011 diantaranya dalam penyampaian materi pelajaran ini guru hanya memfokuskan penyampaian informasi kepada siswa, melalui ceramah. Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang menyebabkan kurangnya kualitas prestasi belajar pada materi operasi hitung dimana guru memberikan tugas kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, sehingga siswa tidak dapat belajar dengan nyaman. Siswa selalu diliputi rasa tegang dan takut apabila pelajaran matematika akan dimulai, sehingga kreativitas belajar mengajar menjadi kurang efektif. Selain itu, siswa tidak dapat menangkap pelajaran dengan optimal.
Guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang ada untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Menentukan metode dan model pembelajaran yang sesuai sangat diperlukan oleh guru, sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami pokok bahasan yang disampaikan oleh guru. Menurut Purwoto (1997:43), arti metode pembelajaran merupakan cara mengajar yang tepat dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran ini memiliki tujuan, agar guru berprestasi dalam mengajar dan dapat mencapai tujuan atau mengenai sasaran. Tujuan yang ingin dicapai oleh guru diantaranya menciptakan suasana aktif di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Terciptanya suasana yang aktif di dalam kelas akan berdampak baik bagi siswa, sehingga siswa akan mudah menyerap materi yang diberikan oleh guru. Metode pembelajaran dapat digunakan untuk semua bidang studi.
Teams Games Tournament (TGT) merupakan metode yang sesuai dengan pokok bahasan ini. Metode ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Carolyn (1992:102), “pembelajaran kooperatif merupakan kreativitas belajar kelompok yang teratur dan terstruktur, dan tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompoknya, dirinya sendiri serta dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran yang lainnya”. Penerapan metode TGT, pada materi operasi hitung dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dengan demikian, siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Metode TGT, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam materi operasi hitung.
Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini berjudul: Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Melalui Metode Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian : Apakah melalui metode Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendiskripsikan peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung melalui metode Team Games Tournament (TGT) pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian  bagi siswa, membuat siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar matematika karena adanya perubahan pemikiran tentang pelajaran matematika yang sebelumnya merupakan hal yang kurang disukai menjadi pelajaran yang disukai, dan belajar matematika itu tidak sulit bahkan sangat menyenangkan. Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki pembelajaran mata pelajaran Matematika, sebagai masukan untuk meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran Matematika dan dapat meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di Kelas IV SD. Bagi Sekolah dan Pendidikan secara umum penelitian ini memberikan sumbangan positif tentang metode pembelajaran Matematika di Kelas IV SD, menanggulangi kesulitan pembelajaran Matematika di Kelas IV dan menciptakan kerjasama yang kondusif antara peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran Matematika.
KAJIAN TEORI
Teori Pembelajaran
Pendidikan memegang fungsi penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kualitas kehidupan bangsa sangat penting untuk menciptakan bangsa yang cerdas, damai, terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu, pembaharuan dan penyegaran  pendidikan harus di lakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan akan bisa menaikkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Oleh sebab  itu, pendidikan harus dapat menyesuaikan diri (adaptif) terhadap perubahan zaman (Nurhadi, 2003:43).
Kualitas pembelajaran dan karakter siswa yang meliputi bakat, minat, dan kemampuan merupakan faktor yang menentukan kualitas pendidikan. Kualitas pembelajaran dilihat pada interaksi siswa dengan sumber belajar, adalah bagian dari pendidikan. Interaksi yang berkualitas merupakan interaksi yang menyenangkan. Menyenangkan berarti peserta didik bisa belajar dengan senang untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan didalam kompetisi. Peran guru bukan sebagai satu-satunya pembelajaran, tetapi sebagai fasilitator dan pengarah. Belajar memang bersifat individual, oleh karena itu belajar merupakan suatu keterlibatan langsung atau memperoleh pengalaman individual yang unik. Belajar juga tidak terjadi sekaligus, tetapi akan berlangsung penuh pengulangan berkali-kali, berkesinambungan, tanpa henti (Dimyanti dan Mudjiono, 1999: 88).
Belajar merupakan salah satu faktor penting dari keseluruhan proses pendidikan karena belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses tersebut. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Belajar akan membawa perubahan dalam diri yang belajar baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan  tingkah laku.
Menurut Sardiman (2001:77), belajar dalam arti luas dipandang sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penugasan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Menurut Syah (2004:98), belajar adalah aktivitas normal (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat konstan dan berbekas. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai kegiatan psiko fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya, sebagai usaha penugasan materi ilmu pengetahuan yang merupakan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar juga sebagai suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dalam interaksi.
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari . Penguasaan matematika secara baik sejak dini perlu ditanamkan sehingga konsep-konsep dasar matematika dapat diterapkan dengan tepat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memakai konsep dasar matematika maka anak akan memiliki bekal untuk menguak perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini.
Dalam pembelajaran matematika tentunya tidak lepas dari ciri matematika itu sendiri (Depdikbud, 1996: 67), yaitu (1) memiliki objek kejadian yang abstrak dan (2) berpola pikir deduktif dan konsisten. Disamping itu matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran matematika di SD (Depdikbud, 1996:22) adalah: 1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif, 2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan 3) Menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. 4) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah, dan 5) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
Materi Operasi Hitung
Operasi hitung dasar dalam matematika dapat dibedakan menjadi empat operasi hitung dasar yaitu: (1) Penjumlahan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh dua bilangan bulat atau lebih; (2) Pengurangan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih; (3) Perkalian, yaitu penjumlahan berulang dengan penjumlahan tetap; dan (4) Pembagian, yaitu pengurangan berulang dengan pengurangan tetap, selanjutnya bentuk operasi kali yang berulang adalah operasi pangkat. Sedangkan operasi akar dan operasi logaritma masing-masing sebagai lawan dari operasi pangkat dan operasi pangkat khusus

Gambar 1
Hubungan operasi-operasi hitung (Wahyudin & Sudrajat, 2003 :35)
Setelah konsep penjumlahan bilangan asli dikuasai anak dengan mantap, kemudian dilanjutkan dengan penanaman konsep pengurangan. Karena sifat pengurangan yang berkebalikan dengan operasi penjumlahan, maka syarat penguasaan operasi penjumlahan menjadi mutlak untuk anak. Sebaiknya anak-anak yang belum menguasai penjumlahan dengan mantap, perlu mendapat perhatian khusus dari guru baik dengan cara pembimbingan secara kelompok besar (8 siswa)al maupun meminta bantuan orang tua.
Operasi hitung berikutnya adalah perkalian. Perkalian sebagai penjumlahan berganda, memerlukan tahap berpikir yang lebih kompleks pada diri anak. Oleh karena itu jika anak tampak belum siap memulai materi perkalian sebaiknya diingatkan kembali tentang operasi penjumlahan. Setelah operasi perkalian dapat dikuasai dengan baik, selanjutnya adalah operasi pembagian.
Menurut Wahyudin & Sudrajat, (2003:37) Operasi pembagian merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Oleh karena itu penguasaan operasi perkalian menjadi mutlak agar dapat menguasai operasi pembagian. 
Operasi Penjumlahan (Tambah)
Operasi penjumlahan (tambah) adalah dasar dari operasi hitung pada sistem bilangan. Operasi penjumlahan selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembicaraan sehari-hari kita menggunakan “penjumlahan” untuk banyak tindakan yang berbeda. Sebagai contoh “penjumlahan sejumlah telur”. Disini kita butuh membedakan antara cara mengkombinasikan dua himpunan, dimana kita bisa menyebutnya sebagai kesatuan; dan cara mengkombinasikan dua bilangan, dimana kita boleh menyebutnya sebagai penjumlahan. Jadi penjumlahan dua bilangan, misalkan 5 dan 7, dapat disamakan dengan mengambil sembarang himpunan yang jumlahnya  adalah 5 dan sembarang himpunan yang jumlahnya 7.  Kesatuan ini digambarkan sebagai satu himpunan dan didapatkan jumlah dari himpunan baru ini.
Sedangkan menurut Van De Walle (2006:155), jika beberapa bagian dari suatu himpunan sudah diketahui, penjumlahan digunakan untuk menyebut jumlah keseluruhan dari bagian-bagian tersebut. Definisi dari penjumlahan yang cukup sederhana bisa digunakan baik untuk situasi yang memerlukan aksi (penggabungan dan pemisahan) dan situasi statis yang tidak memerlukan adanya aksi.
Lambang “+”  adalah lambang untuk operasi penjumlahan atau pertambahan, sehingga kalimat matematika seperti jumlah delapan dan lima sama dengan 13 ditulis secara symbol atau model matematika adalah “8 + 5 = 13.” Tanda + mulai dipakai pada abad ke-15 untuk menandai “karung padi-padian atau gamdum yang melebihi berat yang ditentukan sebelumnya”. (Wahyudin & Sudrajat, 2003 :36)
 Terdapat beberapa sifat penting dari operasi penjumlahan yang berlaku pada himpunan bilangan real. Sifat-sifat itu diantaranya sebagai berikut:
1.      Himpunan semua bilangan real tertutup operasi penjumlahan, yaitu untuk setiap real a dan b, maka a + b merupakan bilangan real.
2.      Operasi penjumlahan bersifat asosiatif, yaitu untuk setiap bilangan real a dan b berlaku :
a + b = b + a
misalnya 2 + 3 = 3 + 2
3.      Operasi penjumlahan bersifat asosiatif , yaitu untuk setiap bilangna real a, b, dan c berlaku 
a + (b + c) = (a + b) + c
misalnya: 2 + (3 + 4) =(2 + 3) + 4 = 9
4.      Operasi penjumlahan pada himpunan semua bilangna real memiliki unsur identitas, yaitu 0,  karena untuk setiap bilangan real a berlaku
a + 0 = 0 + a = a
5.      Setiap bilangan real a memiliki lawan terhadap operasi penjumlahan, yaitu    (-a) karena  a + (-a) = (-a) + a = 0
Operasi Pengurangan
Menurut Van De Walle (2006:155), jika salah satu bagiannya dan totalnya sudah diketahui, maka pengurangan akan menghasilkan bagian yang satunya. Definisi ini sesuai dengan istilah “mengambil” yang sudah terlalu sering digunakan. Jika Anda memulai dengan total adalah 8, dan menghilangkan sejumlah 3, dua himpunan yang Anda  ketahui adalah 8 dan 3. Ekspresi 8-3 dibaca “delapan minus tiga” akan menghasilkan lima sisanya. Oleh karena itu delapan minus tiga adalah lima.
Wahyudin (2003:36) mengatakan bahwa operasi pengurangan adalah lawan (invers) dari operasi tambah, misalnya “ 6 dikurangi dengan 5” sama artinya dengan “ 6 ditambah dengan lawan 5”, sehingga 6 – 5 = 6 + (-5) = 1
Jadi, untuk tiap bilangan a dan b berlaku a – b = a + (-b) , yaitu mengurangi dengan sebuah bilangan sama dengan menambahkan dengan lawan dari bilangan itu
Operasi Perkalian
Perkalian adalah penjumlahan berulang. (Van De Welle, 2003:35) maksudnya adalah 3 x 5 sama artinya dengan 5 + 5 + 5 atau  ditulis 3 x 5 =5 + 5 +5. Perkalian pada bilangan asli memiliki tiga sifat, yaitu komutatif, asosiatif dan distribusi penjumlahan. Jika a,b,n suatu bilangan maka akan berlaku:
1.      a x b =b x a                                      (komutatif)
2.      (a x b) x c =a x (b x c)                      (asosiatif)
3.      a x 1 = 1 x a = a                              (identitas perkalian)
4.      n x (a + b) =(n x a) + (n x b)           (distribusi penjumlahan)
Operasi Pembagian
Pembagian didefinisikan sebagai berikut: a : b = c artinya adalah ada sekumpulan benda sebanyak a dibagi rata (sama banyak) dalam b kelompok. Maka cara membaginya dilakukan dengan pengambilan berulang sebanyak b sampai habis dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke semua kelompok. Banyaknya pengambilan ditunjukkan dengan hasil yang didapat oleh masing-masing kelompok yaitu c.  Hasil bagi (c) adalah banyaknya satuan pengambilan b dalam setiap kali mengambil untuk dibagi rata. Jika banyaknya anggota yang dimuat oleh masing-masing kelompok adalah c, maka banyaknya pengambilan b satuan sampai habis pada kumpulan benda sebanyak a adalah c kali. Mengapa? Sebab untuk setiap kali pengambilan sebanyak b anggota dari kumpulan benda beranggotakan a selalu dibagi rata pada masing-masing kelompok sebanyak b. Sehingga jika hasil pada masing-masing anggota adalah c, maka dapat dipastikan bahwa banyaknya satuan pengambilan b anggota sampai habis dari sekumpulan benda sebanyak a itu adalah c kali.
Dalam membelajarkan pembagian dasar, peserta didik diberikan pengalaman membagi, misalnya dengan membagikan sejumlah barang kepada beberapa temannya. Dengan memberikan pengalaman, peserta didik akan selalu mengingat konsep pembagian tersebut di kepalanya. Selanjutnya dengan memberi banyak latihan, peserta didik diajak untuk mengamati hubungan antara bilangan yang dibagi, pembagi, dan hasil baginya. Setelah dicermati ternyata bilangan yang dibagi = pembagi x hasil bagi.
Contoh:
1.        36 : 4 = 9 artinya adalah ada 9 kali pengambilan empatan sampai habis pada bilangan 36, dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke dalam 4 kelompok,
2.        30 : 6 = 5 artinya adalah ada 5 kali pengambilan enaman sampai habis pada bilangan 30, dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke dalam 6 kelompok, dan lain-lain.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Teams Games Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran (Slavin, 2008: 110). Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah setelah siswa bekerja dalam tim (sama dengan TPS).
Dalam TGT siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”, di mana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai matematika terakhir yang sama. Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat permainan ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan 60 poin untuk timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya. Ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah (bermain dengan yang berprestasi rendah juga) dan yang berprestasi tinggi (bermain dengan yang berprestasi tinggi) kedua-duanya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.
TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.
Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran.
Dalam implementasinya secara teknis Slavin (2008:113) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:Langkah 1 : Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.
Langkah 2 : Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.
Langkah 3 : Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta).
Langkah 4 : Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan Pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut: a) Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen (3 orang, kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lbr jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lbr skor permainan. b) Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan yang lain menjadi penantang I dan II. c) Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. d) Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor. e) Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan jawaban secara bergantian. f) Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu jawaban yang benar (jika ada). g) Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama. h) Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan diakumulasi dengan semua tim. i) Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik (kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah) Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa berdasarkan prestasi pada meja turnamen.
Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Menurut Arifin (1991:3) prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwodarminto (1995:787) yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya.
Adapun menurut Tu’u (2004:75) prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan uraian pengertian yang telah disebutkan maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dilihat oleh guru untuk mengukur penguasaan pengetahuan siswa.
Prestasi yang diperoleh seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun dari luar diri orang tersebut.  Menurut Arikunto (1990:21), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a.    Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis terdiri dari usia, kematangan dan kesehatan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.
b.    Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, yaitu faktor manusia (human) dan faktor non manusia. Faktor manusia dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan faktor non manusia dapat berupa benda, hewan dan lingkungan fisik.
Menurut Merson U. Sangalang, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yang dikutip oleh Kartini Kartono dalam Tu’u (2004:778-81) adalah sebagai berikut :
a.    Faktor Kecerdasan, Dalam Macmilin Dictionary, Intellegence (kecerdasan) diberi arti sebagai ability to learn from experience, to solve problem rationally, and to modify behaviour with changes inenviroment, faculty of understending and reasoning. Rumusan tersebut menunjukan bahwa kecerdasan menyangkut kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar.
b.    Faktor bakat, Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bakat dari tiap orang berbeda satu sama lain. Agar memperoleh prestasi yang tinggi sebaiknya diberikan kebebasan bagi setiap orang untuk belajar sesuai dengan bakat yang dimiliki.
c.    Faktor minat dan perhatian Minat dan perhatian mempunyai hubungan yang sangat erat. Seorang siswa yang memiliki minat pada suatu pelajaran biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.
d.    Faktor motif, Dalam belajar, kalau siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.
e.    Faktor cara belajar, Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.
f.      Faktor sekolah, Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Situasi yang kondusif, hubungan dan komunikasi perorang di sekolah berjalan baik,metode pembelajaran aktif-interaktif, sarana penunjang cukup memadai dan siswa tertib disiplin akan mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran yang diharapkan hasil belajar yang diperoleh tinggi.
Jadi, prestasi yang dicapai oleh seseorang ditentukan oleh berbagai macam faktor, baik faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Dalam proses pembelajaran Matematika strategi yang dipakai diserahkan sepenuhnya kepada guru sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah metode Teams Games Tournaments guna meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung, maka kreativitas dan prestasi belajar matematika masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT). Siklus I menggunakan metode metode Team Games Tournament (TGT) secara kelompok besar (8 siswa) dan siklus II menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) secara kelompok kecil (4 siswa). Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharap kreativitas dan prestasi belajar matematika meningkat.
Kondisi akhir diduga dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester I tahun pelajaran 2010/2011.

1 komentar: