
Harapan setelah penelitian tindakan kelas dengan melalui metode make a match (mencari pasangan) dalam proses pembelajaran matematika diharapkan siswa aktif dan kreatif baik secara mental maupun fisik. Dimana siswa bukan insan yang pasif menerima apa yang disampaikan guru, tetapi aktif secara fisik, teristimewa secara mental mengolah dan menganalisa informasi, mengkontruksi pengetahuan matematika sehingga siswa aktif bertanya, mengemukan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasanya, dapat menumbuhkan kerjasama dalam kelompok dengan dengan suasana yang menyenangkan, dan diharapkan kompetensi siswa meningkat. Yaitu memperoleh nilai di atas KKM 62 dengan nilai rata- rata minimal 65.
Kondisi yang diharap setelah penelitian tindakan kelas ini guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Dalam pembelajaran matematika salah satu tugas guru mendorong siswa penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat dan efektif. Guru bertanggung jawab pada penciptaan kondisi belajar memungkinkan siswa belajar dengan baik dan menghargai anak-anak sebagai manusia sehingga sikap dan motivasi siswa dapat dikembangkan serta dapat menghilangkan rasa takut dan akhirnya siswa berani mencoba/berbuat, bertanya, berani mempertanyakan gagasan orang lain. Untuk itu peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran agar kompetensi mengenal pecahan sederhana siswa meningkat yaitu menggunakan dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Model pembelajaran make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik yaitu siswa yang dapat mencari pasangan kata yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat memecahkan tentunya diberi poin. Menurut Sugiyanto (2008:47) teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) merupakan salah satu teknik dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Tidak ada komentar