Home Top Ad

Upaya Meningkatkan Kompetensi Pecahan Sederhana Melalui Model Make A Match Pada Siswa Kelas III SD

Share:
Rendahnya kompentesi dasar mengenai pecahan sederhana, karena materi pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan. Kesulitan itu tampak dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran. Akibatnya guru mengajar langsung mengajarkan pengenalan angka, seperti pada pecahan ½, 1 disebut pembilang dan 2 disebut penyebut.. Guru belum menggunakan metode dan tehnik pembelajaran matematika yang benar dan inovatif.  Pembelajaran  terpusat pada guru, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri sehingga siswa jarang menemukan jawaban permasalahan atau konsep yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran di kelas guru aktif mentransfer pengetahuan ke pikiran siswa (guru mengajar siswa), siswa menerima secara pasif (murid berusaha menghafalkan pengetahuan yang diterima), pembelajaran dimulai oleh guru dengan menjelaskan konsep atau prosedur menyelesaikan soal, memberi soal latihan pada siswa, memeriksa dan memberi nilai pada pekerjaan siswa dan kemudian memberi penjelasan lagi atau memberi tugas pekerjaan rumah pada siswa. Penyampaian materi yang bersifat monoton atau tanpa variasi siswa cenderung cepat merasa bosan, jenuh dan pasif.
    Harapan setelah penelitian tindakan kelas dengan melalui metode make a match (mencari pasangan) dalam proses pembelajaran matematika diharapkan siswa aktif dan kreatif baik secara mental maupun fisik. Dimana siswa bukan insan yang pasif menerima apa  yang disampaikan guru, tetapi aktif secara fisik, teristimewa secara mental mengolah dan menganalisa informasi, mengkontruksi pengetahuan matematika sehingga siswa aktif bertanya, mengemukan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasanya,  dapat menumbuhkan kerjasama dalam kelompok dengan dengan suasana yang  menyenangkan, dan diharapkan kompetensi siswa meningkat. Yaitu memperoleh nilai di atas KKM  62 dengan nilai rata- rata minimal 65.
Kondisi yang diharap setelah penelitian tindakan kelas ini guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Dalam pembelajaran matematika salah satu tugas guru mendorong siswa penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat dan efektif. Guru bertanggung jawab pada penciptaan kondisi belajar memungkinkan siswa belajar dengan baik dan menghargai anak-anak sebagai manusia sehingga sikap dan motivasi siswa dapat dikembangkan serta dapat menghilangkan rasa takut dan akhirnya siswa berani mencoba/berbuat, bertanya, berani mempertanyakan gagasan orang lain. Untuk itu peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran agar  kompetensi mengenal pecahan sederhana siswa meningkat yaitu menggunakan dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Model pembelajaran make a match atau mencari pasangan merupakan  salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik yaitu siswa yang dapat mencari pasangan kata yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat memecahkan tentunya diberi poin. Menurut Sugiyanto (2008:47) teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) merupakan salah satu teknik dimana siswa mencari pasangan sambil  belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Tidak ada komentar